Computer File
Usulan pengendalian kualitas untuk mengurangi persentase grade B kain Grey Polyester PE pada CV. Makmur Sentosa Abadi
Kebutuhan sandang (pakaian) merupakan satu dari tiga kebutuhan pokok manusia selain kebutuhan atas pangan (makanan) dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan akan sandang ini membuat permintaan akan kain tidak pernah habis dan memberikan potensi besar bagi industri tekstil. CV. Makmur Sentosa Abadi merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri tekstil. Perusahaan ini didirikan tahun 2008 dan berlokasi di kota Majalaya kabupaten Bandung. Perusahaan ini berfokus pada proses penenunan atau sering disebut weaving. Produk yang dihasilkan berupa kain grey dengan bahan benang polyester. Perusahaan ini memproduksi empat jenis kain grey, yaitu Polyester PE, Polyester T/C, Polyester Cotton, Asahi. Berdasarkan wawancara dengan pemilik diketahui permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah jumlah produksi grade B yang melebihi persentase produksi yang ditetapkan perusahaan. Pemisahan grade A dan grade B dilakukan berdasarkan banyaknya jumlah titik kecacatan pada kain. Kecacatan ini tidak dapat diperbaiki sehingga grade B dari Polyester TIC, Polyester Cotton, dan Asahi dijual dengan harga yang sedikit lebih rendah daripada harga jual grade A, sedangkan harga jual grade B Polyester PE lebih rendah daripada biaya produksi. Hal ini dikarenakan kain Polyester PE yang dihasilkan perusahaan umumnya akan digunakan untuk membuat busana muslim seperti kerudung atau mukena yang mayoritas berwarna cerah bahkan putih serta diberi bordiran sehingga kecacatan kain akan sangat terlihat. Proses produksi kain grey Polyester PE dilakukan berdasarkan
pesanan atau job order. Hasil produksi grade A dan grade B yang dihasilkan perusahaan akan diterima oleh pelanggan. Namun, dilakukan pemotongan harga untuk kain grey grade B yang diterima. Jika jumlah grade B yang dihasilkan perusahaan melebihi persentase produksi yang ditetapkan, maka tentunya akan memberikan dampak bagi keuangan perusahaan serta berpengaruh pada kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, penelitian ini akan dikhususkan untuk meneliti kain grey Polyester PE. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan merupakan penelitian terapan (Applied Research). Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dari hasil pengamatan serta diperoleh dari perusahaan secara langsung. Berdasarkan waktu, data yang digunakan pada penelitian ini merupakan jenis data cross sectional. Penelitian ini akan diawali dengan observasi lapangan dan wawancara dilanjutkan dengan pengumpulan data produksi, pengumpulan data produk caeat, membandingkan persentase grade B Polyester PE dengan kenyataan menggunakan Run Chart, mencari tahu jenis-jenis kecacatan, mencari tahu frekuensi terjadinya kecacatan dengan menggunakan Histogram serta jenis kecacatan yang paling banyak terjadi menggunakan Diagram Pareto, mencari faktor penyebab kecacatan menggunakan Cause and Effect Diagram, serta merumuskan usulan perbaikan lalu dibuat kesimpulan dan saran. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan pengendalian kualitas yang dilakukan CV. Makmur Sentosa Abadi sebatas pengecekan kuantitas benang dan pemisahan grade di
bagian inspeksi. CV. Makmur Sentosa Abadi menargetkan persentase jumlah produksi grade B maksimum sebesar 3% dari total produksi kain grey Polyester PE setiap bulannya. Namun, rata-rata persentase grade B Polyester PE selama satu tahun mencapai 3,72%. Dengan adanya grade B, perusahaan juga harus menanggung biaya kesempatan yang hilang serta kerugian. Terdapat beberapa jenis kecacatan pada kain grey yaitu kain berlubang, kain kotor, double pakan (benang bertumpuk), cacat pakan (kurang satu benang), tenun tidak rata (berkerut), cacat tenun (Iusi putus), kain tebal-tipis. Kecacatan tersebut disebabkan lima faktor, yaitu faktor manusia, mesin, material, metode dan
manajemen. Setelah dianalisis faktor manusia dan manajemen mempengaruhi empat jenis kecacatan yang paling banyak terjadi, yaitu cacat pakan, double pakan, kain kotor, dan kain berlubang. Perusahaan dituntut untuk lebih ketat dalam melaksanakan pengendalian kualitas agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan tindakan pencegahan dan tindakan perbaikan yang bertujuan untuk mengurangi kecacatan yang terjadi serta meningkatkan kualitas sehingga grade B dapat berkurang.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp30140 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ AMA u/15 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain