Computer File
Peranan analisis biaya kualitas terhadap penurunan tingkat produk cacat (studi kasus PT. KTRAI)
Dengan semakin berkembangnya dunia bisnis, maka masalah yang dihadapi perusahaan adalah semakin ketatnya persaingan. Bisnis dalam bidang makanan di Indonesia
perkembangannya sangat pesat, sehingga jelas persaingan dalam industri ini sangat ketat. Kualitas merupakan faktor utama diterimanya suatu produk di pasar. Suatu produk dikatakan berkualitas apabila produk tersebut mampu memenuhi harapan pelanggan, yaitu sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan. PT. KTRAI merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di industri makanan dengan produk-produk yang dijual di pasar dalam negeri dan juga diekspor. Oleh karena itu, agar dapat bersaing dengan baik dan dapat bertahan menghadapi persaingan, maka suatu perusahaan yang bergerak dalam industri makanan selain perlu melihat ukuran finansial, juga harus melihat ukuran non-finansial, salah satunya yaitu dengan menghasilkan produk berkualitas baik. Hal tersebut dikarenakan kualitas adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pelanggan dalam memilih produk yang akan dibelinya. Skripsi ini membahas hubungan antara analisis biaya kualitas yang
merupakan bagian dari aktivitas pengendalian kualitas dengan produk cacat. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat memberikan gambaran dengan jelas mengenai objek yang diteliti serta kemudian dapat menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan dan memberikan rekomendasi yang diperlukan. Pada PT. KTRAI terdapat beberapa aktivitas pengendalian kualitas, yaitu
program pelatihan, inspeksi yang dilakukan bertahap, serta sistem manajemen mutu. Selama ini, PT. KTRAI belum melakukan analisis atas biaya kualitas yang timbul. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat ketimpangan pada komponen biaya kualitas, yaitu proporsi failure costs (internal failure costs 39,7% dan external failure costs 10,4%), jauh lebih besar daripada control costs (prevention costs 24,7% dan appraisal costs 25,2%). Hal ini terjadi karena prosentase produk cacat yang terdapat di perusahaan untuk tahun 2013 adalah sebesar 4,04% melebihi target yang ditentukan perusahaan yaitu sebesar 3% dan menyebabkan tingkat consumer complain juga melebihi target perusahaan sebesar 52%. Sebaiknya PT. KTRAI melakukan analisis biaya kualitas, sehingga dapat diperoleh informasi mengenai berapa besamya masing-masing kategori biaya kualitas. Informasi biaya kualitas untuk setiap kategori sebagai dasar bagi pihak manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan dalam mengurangi biaya kualitas, dalam hal ini adalah keputusan mengenai tindakan yang perlu dilakukan, terutama tindakan perbaikan yang bersifat pencegahan. Pada PT. KTRAI penulis menyarankan tindakan perbaikan dengan membuat SOP untuk pengolahan bahan baku dengan kualitas yang berbeda dari standar perusahaan, memberikan training bagi mandor agar dapat meningkatkan pengetahuan maupun kemampuan dalam pemberian instruksi agar tidak terjadi kesalahan, dll. Tindakan perbaikan ini dapat mengurangi produk cacat dan meningkatkan kualitas produk perusahaan, sehingga dampaknya secara langsung akan mengurangi keluhan pelanggan mengenai kualitas. Diharapkan setelah melakukan saran yang diberikan oleh penulis proporsi biaya kualitas berubah, kategori prevention costs menjadi tertinggi sebesar 33,62% dan internal failure costs berkurang menjadi 27,43% dan
diharapkan secara total biaya kualitas akan berkurang 24,3%.
Kata kunci: biaya kualitas, spoilage, rework, inspeksi, keluhan pelanggan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp30212 | DIG - FE | Skripsi | AKUN DEW p/15 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain