Computer File
Enkapsulasi ekstrak temulawak dengan metode kokristalisasi
Temulawak (Curcuma xanthorriza) merupakan tanaman asli Indonesia, dimana
rimpang temulawak merupakan bagian dari tanaman temulawak yang biasanya
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan obat-obatan herbal. Rimpang temulawak
memiliki berbagai macam komponen yang bermanfaat bagi tubuh. Salah satu komponen
dalam rimpang temulawak yang bermanfaat adalah kurkuminoid. Konsumsi temulawak di
Indonesia masih sangat rendah, kemungkinan hal ini disebabkan karena temulawak
memiliki rasa yang pahit dan memiliki bau yang menyengat sehingga para konsumen
kurang tertarik untuk mengkonsumsi temulawak dan belum banyaknya inovasi untuk
mengubah temulawak menjadi bahan yang dapat menarik minat konsumen. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menutupi rasa dan aroma yang kurang sedap dari temulawak adalah kokristalisasi ekstrak temulawak. Kokristalisasi adalah proses di mana molekul kompleks terikat secara bersama-sama dalam sisi kristal melalui interaksi nonkovalen terutama ikatan hidrogen.
Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari metode kokristalisasi dalam proses
enkapsulasi ekstrak temulawak, mengetahui pengaruh variasi rasio massa ekstrak dan gula yang digunakan terhadap rasa dan aroma dari kristal yang dihasilkan dan mempeJajari pengaruh variasi rasio massa ekstrak dan gula yang dgunakan terhadap kelarutan kokristal dalam air. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai salah satu tambahan pengetahuan dalam proses enkapsulasi ekstrak temulawak dengan metode kokristalisasi, agar kokristal dari rimpang temulawak dapat dikembangkan sebagai produk makanan yang dapat dipasarkan kepada konsumen dan agar kokristal dari rimpang temulawak dapat digunakan sebagai altenatif untuk menutupi rasa dan bau yang kurang sedap dari temulawak.
Penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu percobaan pendahuluan, penelitian utama dan anal isis. Percobaan pendahuluan merupakan tahap penyediaan yang terdiri dari : pengecilan, pengeringan dan ekstraksi rimpang temulawak. Penelitian utama merupakan tahap kokristalisasi kurkumin dalam gula pasir dengan menggunakan metode penguapan pelarut. Penelitian utama, dilakukan dengan memvariasikan rasio massa ekstrak dan gula yang digunakan dari 1:60, 1:20, 1:10, 1:6,7 dan 1:5, serta tahap analisis dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap : analisis kadar air rimpang temulawak dengan menggunakan moisture analyzer, analisis kadar kurkumin dengan menggunakan
spektrofotometri, analisis kelarutan dengan menggunakan spektrofotometri dan analisis gugus fungsi dengan menggunakan FTIR.
Berdasarkan basil percobaan yang diperoleh semakin rendah rasio massa ekstrak
dan gula yang digunakan, maka rasa dan aroma dari temulawak akan tertutupi. Dari hasil analisis kelarutan yang dilakukan terjadi peningkatan kelarutan kokristal temulawak dari kelarutan awal ekstrak sebesar 0,387 ppm menjadi 1,1387 ppm pada rasio massa ekstrak dan gula sebesar 1:60 dan 0,5693 ppm pada rasio massa ekstrak dan gula sebesar 1:5. Selain itu, berdasarkan analisis gugus fungsi dengan menggunakan FTIR dapat terlihat terjadi pergeseran kurva yang diperoleh pada setiap variasi rasio massa ekstrak dan gula yang digunakan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp30535 | DIG - FTI | Skripsi | TK AGU e/15 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain