Computer File
Simulasi pengaruh kondisi umpan dan kondisi operasi dalam sintesis biodiesel dengan reactive dividing wall column
Seiring dengan perkembangan zaman, masalah yang timbul dari meningkamya. permintaan bahan bakar adalah keterbatasan sumber daya dan masalah polusi serta efek rumah kaca dari produksi emisi C02. Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif untuk mesin diesel yang terbaharukan dan ramah lingkungan. Pengembangan proses dan teknologi ini ditujukan agar produksi biodiesel dapat menjadi lebih ekonomis dan mereduksi penggunaan energi. Salah satu teknologi baru yang cocok untuk produksi biodiesel adalah reactive dividing wall column (R-DWC) yang mengintegrasikan reaksi sekaligus distilasi. Reaksi pembuatan biodiesel yang dipelajari adalah esterifikasi asam lemak dengan metanol yang diasumsikan mencapai kesetimbangan. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan simulator Aspen Plus untuk menentukan teknik produksi biodiesel menggunakan R-DWC yang mengkonsumsi energi minimum, menghasilkan biodiesel, metanol, dan air yang tinggi dengan konversi setinggi mungkin. Dalam simulasi ini, diterapkan model termodinamika UNIFAC dan model unit operasi RadFrac, yang kemudian divalidasi menggunakan data dari literatur. Setelah model divalidasi, maka simulasi bisa dijalankan untuk simulasi proses sintesis biodiesel menggunakan R-DwC untuk mengevaluasi kemurnian beberapa komponen (biodiesel, -metanol, -air) dan konversi asam lemak sebagai fungsi dan -rasio asam laurat : asam palmitat, variasi metanol berlebih, dan variasi distillate rate dan reboiler duty. Kemurnian biodiesel, metanol, dan air yang diperoleh pada tahap validasi model dengan data literatur hanya berbeda lebih kecil 6%. Dengan demikian model dapat digunakan untuk simulasi. Pada variasi komposisi asam laurat : asam palmitat, semakin kecil komposisi asam laurat dan semakin besar komposisi asam palmitat maka kemurnian biodiesel semakin besar, sedangkan kemurnian metanol dan konversi reaksi akan semakin menurun. Pada variasi jumlah excess metanol, semakin besar jumlah excess metanol maka kemumian biodiesel, metanol, dan konversi reaksi akan semakin besar. Pada kedua variasi kondisi umpan, kemurnian air cenderung konstan. Komposisi umpan yang dipilih adalah 24%-wt asam laurat .dan 76%-wtasampalmitat, sedangkan jumlahexcessmetanol yang dipilih adalah 15%. Pada distillate rate konstan (33 kg/h), semakin besar reboiler duty maka kemurnian biodiesel, metanol, air, dan konversi reaksi semakin besar. Pada reboiler duty konstan (405.9 kW), semakin besar distillate rate maka kemurnian biodiesel, metanol, air, dan konversi reaksi akan semakin kecil.Pada kenaikan reboiler duty dan penurunan distillate rate maka kemurnian biodiesel, metanol, air, dan konversi reaksi akan semakin meningkat. Nilai reboiler duty yang dipilih untuk menghasilkan kemurnian tiga produk dan konversi yang maksimum adalah 500 kW, sedangkan nilai distillate rate yang dipilih adalah antara 5-15 kg/h.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp30539 | DIG - FTI | Skripsi | TK ROS s/15 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain