Computer File
Pengaruh konsentrasi pelarut dan jenis pelarut terhadap hasil pemisahan selulosa dan lignin dari buah bintaro dengan metode fisika dan kimia organosolv
Tanaman Bintaro, Cerbera manghas L., merupakan salah satu tanaman mangrove musiman. Tanaman ini berasal dari daerah tropis seperti Asia, Australia, Madagaskar, dan kepulauan di sebelah barat Samudera Pasifik. Buah bintaro memiliki kandungan selulosa dan lignin yang tinggi sehingga buah bintaro berpotensi sebagai bahan baku produksi ligniselulosa pada skala industri. Perlu dilakukan pretreatment terlebih dahulu untuk memisahkan masing-masing komponen lignoselulosa dikarenakan selulosa, hemiselulosa, dan lignin memiliki karakteristik dan manfaat yang berbeda, sehingga keberadaanya saling mengganggu satu sarna lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan selulosa dan lignin awal setelah dilakukannya pretreatment fisika. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut, konsentrasi pelarut dan waktu pemasakan terhadap perolehan kadar selulosa dan lignin hasil pemisahan. Metode penelitian yang digunakan adalah pretreatment secara fisika dan dilanjutkan dengan pemisahan menggunakan metode kimia organosolv. Pada pretreatment fisika, buah bintaro dikecilkan ukurannya menjadi 10+20 mesh. Kemudian dilakukan pemasakan buah bintaro dengan variasi pelarut pada konsentrasi tertentu selama 2 jam. Pelarut yang digunakan adalah etanol dan asam format dengan variasi konsentrasi 25%(v/v), 55%(v/v), dan 85%(v/v). Setelah itu, dilakukan analisa kadar selulosa dan lignin. Perolehan kadar selulosa terbaik diambil untuk dilakukan pemasakan dengan variasi waktu 3 jam sehingga dapat diketahui pengaruh dari waktu pemasakan terhadap hasil pemisahan. Analisa kadar selulosa dilakukan dengan metode Norman-Jenkins dan analisa kadar lignin menggunakan metode Lignin Klason. Dari hasil penelitian, diperoleh kandungan selulosa dan lignin awal adalah 43,22% dan 34,54%. Perolehan kadar selulosa tertinggi diperoleh pada konsentrasi pelarut 55%. Pemasakan dengan jenis pelarut etanol dan asam format pada konsentrasi 55% mampu meningkatkan perolehan kadar selulosa masing-masing sebesar 29,852% dan 31,397% dari kadar selulosa awal. Waktu pemasakan 2 jam lebih baik dibandingkan dengan waktu pemasakan 3 jam. Peningkatan kadar selulosa dengan waktu pemasakan 2 jam masinmasing pada pelarut etanol dan asam format sebesar 29,852% dan 31,397% dari kadar selulosa awal ,sedangkan dengan waktu pemasakan 3 jam peningkatannya hanya 22,162% dan 23,532% dari kadar selulosa awal. Pemasakan dengan waktu 2 jam menggunakan pelarut etanol mengalami penurunan kadar lignin terbesar pada konsentrasi 25%, yaitu sebesar 7,806% dari kadar lignin awal sedangkan pada asam format penurunan kadar lignin terbesar terjadi pada konsentrasi 85%, yaitu sebesar 8,217% dari kadar lignin awal. Pada pelarut etanol, kadar lignin menurun dari 28,135% menjadi 24,926% seiring dengan bertambahnya variasi waktu pemasakan (2 jam dan 3 jam). Pada pelarut asam format, pemasakan dengan waktu 2 jam menghasilkan kadar lignin sebesar 27,779%, bertambahnya waktu pemasakan menghasilkan peningkatan pada kadar lignin menjadi 29,985%.
Kata kunci : cerbera manghas, selulosa, lignin, organosolv, etanol, asam format.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp30563 | DIG - FTI | Skripsi | TK OCT p/15 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain