Computer File
Simulasi pengaruh reboiler duty dan distilate rate dalam pembuatan triasetin menggunakan reactive distillation
Pada zaman globalisasi ini, kebutuhan bahan bakar minyak semakin lama semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Untuk itu, sumber energi alternatif dikembangkan seperti biodiesel. Biodiesel terbuat dari minyak tumbuhan, tidak mengandung sulfur dan tidak beraroma. Meningkatnya produksi biofuel di dunia membuat pemakaian biodiesel sebagai bahan bakar alternatif mulai diperhitungan. Dengan tingginya produksi biodiesel, akan terbentuk produk samping berupa gliserol. Gliserol banyak digunakan untuk industri makanan, farmasi, kosmetik dan industri-industri lainnya. Sedangkan untuk mendapatkan gliserol dengan kemurnian tinggi sangat mahal. Sehingga saat ini banyak penelitian untuk melakukan inovasi guna meningkatkan nilai tambah dari gliserol. Salah satu cara yang dikembangkan yaitu dengan merubah gliserol menjadi produk-produk lain yang lebih tinggi nilai ekonominya yaitu triasetin. Kegunaan triasetin baik untuk keperluan bahan makanan dan non-makanan. Untuk bahan makanan, triasetin dapat digunakan sebagai bahan aroma pada permen (gula-gula), minuman dari susu, minuman ringan dan permen karet. Sedangkan untuk bahan non-makanan triasetin banyak digunakan untuk pelarut pada parfum, bidang industri farmasi, rokok, plastik, dan sebagai bahan aditif bahan bakar untuk mengurangi knocking pada mobil. Pada penelitian ini, proses yang terjadi pada pembuatan triasetin dari gliserol adalah proses asetilasi dimana produk utama yang diinginkan adalah triasetin dengan menggunakan reactive distillation (RD) dan akan dikembangkan dengan reactive dividing wall column (RDWC). Tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi umpan dan kondisi operasi yang paling baik dalam proses pembuatan triasetin melalui simulasi menggunakan Aspen Plus. Proses pembuatan triasetin akan menggunakan reactive distillation dan akan dikembangkan dengan reactive dividing wall column. Dalam industri, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif dalam proses pembuatan triasetin dengan reactive distillation dan dikembangkan secara lebih baik menggunakan reactive dividing wall column. Sedangkan bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan proses reactive distillation dan reactive dividing wall column dalam proses pembuatan triasetin. Metode penelitian ini adalah simulasi menggunakan software Aspen Plus. Model termodinamika yang digunakan adalah UNlQUAC-HOC dan model unit operasi yang digunakan adalah RadFrac. Model RadFrac digunakan karena dapat memodelkan kolom di mana terjadi reaksi kimia dan mempertimbangkan keberadaan kesetimbangan tiga fasa. Model UNIQUAC-HOC dipilih untuk mendeskripsikan sistem non-ideal dari Vapor-Liquid Equilibrium (VLE) dan Vapor-Liquid-Liquid Equilibrium (VLLE), serta kemungkinan terjadinya dimerisasi asam asetat pada fasa gas. Model yang dibuat akan divalidasi dengan data literatur. Model yang sudah valid akan digunakan untuk mensimulasi proses pembuatan triasetin menggunakan reactive distillation dan reactive dividing wall column dengan memvariasikan kondisi umpan dan kondisi operasi untuk mendapatkan kemurnian, konversi umpan maksimum, dan selektivitas triasetin. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah menggunakan kolom distilasi reaktif dengan jumlah 43 tahap dan kondisi paling optimum didapatkan pada kondisi distillate rate 15,227 kmol/h dan reboiler duty 200 kW dimana kondisi ini menghasilkan kemurnian triasetin yang tinggi (99,51%) dan konversi gliserol yang tinggi (99,98%).
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp31237 | DIG - FTI | Skripsi | TK HAR s/15 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain