Computer File
Analisis prediksi kebangkrutan dengan metode altman (z-score) pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Kondisi pertumbuhan perekonomiaan dari negara yang paling mempengaruhi dunia, yaitu negara Cina yang sedang mengalami penurunan tingkat pertumbuhan serta negara adi daya Amerika Serikat juga telah mengalami pertumbuhan ekonomi di negaranya setelah krisis ekonomi melanda Amerika Serikat sejak tahun 2007. Kedua kondisi perekonomian negara tersebut ternyata sangat memberikan pengaruh bagi negara-negara yang ada di dunia terutama bagi negar-negara berkembang seperti negara Indonesia. Dampak yang paling dirasakan Indonesia salah satunya melemahnya nilai Rupiah terhadap Dolar AS membuat daya konsumsi masyarakat ikut mengalami penurunan. Padahal konsumsi masyarakat merupakan 55% sumber total belanja PDB Indonesia dan berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi negara.
PT Krakatau Steel Tbk sebagai perusahaan BUMN terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri besi dan baja ikut merasakan menurunnya sektor komoditas besi dan baja dampak melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasalnya perusahaan yang bergerak dalam sektor pertambangan merupakan penyumbang PDB terbesar bagi negara Indonesia, namun PT Krakatau Steel Tbk terus mencatat kerugian operasi selama 3(tiga) tahun terakhir ini sehingga berujung pada pemberitaan mengenai prediksi kebangkrutan akan dialami oleh perusahaan. Gejala tersebut diperkuat dengan kondisi industri besi dan baja dunia juga sedang mengalami penurunan, harga baja yang turun, melonjaknya kuota impor produk baja dari Cina yang membanjiri pasar dalam negeri hingga kurangnya pasokan cadangan bijih besi di dalam negeri untuk melakukan produksi dikarenakan aktivitas ekspor yang berlebih dilakukan oleh Indonesia. PT Krakatau Steel Tbk yang sudah berdiri hampir setengah abad ini harusnya bisa dijadikan acuan bagi perusahaan-perusahaan baru, tetapi kenyataannya kondisi kinerja keuangan perusahaan yang buruk terlihat dalam laporan keuangannya. Untuk mengetahui prediksi kebangkrutan perusahaan, peneliti menggunakan analisis model model Altman Z-Score. Analisis yang digunakan adalah analisis trnd dari nilai Z-Score beserta kelima rasio dalam formula perhitungan Z-Score yang menggambarkan perkembangan dari tahun ke tahun lalu dari hasil analisis tersebut akan dijabarkan faktor apa saja yang perlu ditingkatkan agar perusahaan jauh dari kebangkrutan. Metode yang dilakukan adalah metode deskriptif, berusaha mengumpulkan data yang sesuai dengan kenyataan sebenarnya, menyajikan dan menganalisis untuk memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai keadaan yang sedang dialami atas objek yang diteliti, maka dari itu dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai fenomena yang terjadi didalam perusahaan. Hasil Z-Score tahun 2010 sebesar 2,9598 dan tahun 2011 sebesar 2,1704 berarti PT Krakatau Steel Tbk berada dalam posisi grey zone (1,81 lebih kecil dari Z lebih kecil dari 2,99) edangkan tahun 2012 - 2014 secara berurutan bernilai 1,5014; 1,2541 ; 0,5858 menunjukkan posisi berubah menjadi distress zone (Z lebih besar dari 1,81) berarti perusahaan diprediksi dekat dengan kebangkrutan. Dilihat dari masing - masing rasio formula Z-Score, X 1 memperlihatkan kondisi keuangan sedang tidak likuid sehingga tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, X2 menandakan internal tidak dapat diandalkan sebagai sumber dana perusahaan diakibatkan nilai X3 semakin memburuk, artinya perusahaan tidak mampu untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasionalnya, X4 memperlihatkan perusahaan tidak lagi mendapatkan persepsi pasar yang
cukup baik dikarenakan mulai kurang dipercayanya tingkat kredibilitas PT Krakatau Steel Tbk di mata masyarakat, dan X5 menunjukkan perusahaan semakin tidak efisien dalam memanfaatkan aset yang dimilikinya untuk dapat menghasilkan volume penjualan. Maka dari itu, perusahaan disarankan lebih memperhatikan beberapa faktor yang dapat membuat perusahaan jauh dari kebangkrutan, seperti efisiensi biaya produksi & operasional, manajemen struktur modal, perubahan dalam keinginan pelanggan yang mempengaruhi penjualan, kesulitan bahan baku untuk kapasitas produksi di dalam negeri, persaingan bisnis (kemampuan
bersaing dari sisi harga), sektor ekonomi, dan sektor pemerintah.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp31539 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ GUN a/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain