Computer File
Upaya CAVR dalam melakukan gender-mainstreaming terkait kekerasan berbasis gender di Timor-Leste
Kekerasan berbasis gender dalam konflik bukanlah hal baru dalam sejarah dunia internasional. Perempuan menjadi salah satu korban yang paling dirugikan semasa maupun setelah konflik berlangsung. Namun, peran perempuan yang begitu besar dalam konflik tidak sebanding dengan hak yang seharusnya diterima. Perempuan seringkali tidak dilibatkan dalam proses perdamaian dan isu pelanggaran atas hak-haknya disembunyikan dengan sangat rapi oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab, sehingga pelaku seolah memiliki imunitas penuh atas tindakan yang dilakukannya. Sudah merupakan tanggung jawab negara untuk hadir memenuhi hak-hak setiap warga negaranya, termasuk juga hak-hak perempuan. Namun pada praktiknya, negara mengalami kegagalan memenuhi hal ini. Non-Governmental Organizations (NGOs) hadir sebagai aktor di luar negara yang berusaha menggantikan peran negara. NGO melakukan berbagai upaya guna menyuarakan hak-hak perempuan yang tidak pernah terungkap oleh para korban akibat perasaan malu, takut, dan diskriminasi yang ada dalam masyarakat. The Timor-Leste Commission for Reception, Truth and Reconciliation (CAVR) adalah salah satu NGO yang terlibat nyata dalam membangun kesadaran gender bagi para korban dan juga masyarakat internasional.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya yang telah dilakukan CAVR untuk membangun kesadaran gender atau gender-mainstreaming terkait kekerasan berbasis gender yang terjadi di Timor Leste. Teori dan konsep Hubungan Internasional yang digunakan peneliti sebagai alat analisis adalah teori Pluralisme, konsep NGOs, dan konsep Gender in International Relations. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan teknik studi dokumentasi dari buku, jurnal, laporan, dan halaman internet. Penelitian ini menunjukkan bahwa CAVR melakukan berbagai upaya untuk membangun kesadaran gender baik bagi para korban maupun bagi masyarakat internasional. Upaya CAVR terutama adalah penerimaan dan dukungan korban atau resepsi, pencarian kebenaran, dan rekonsiliasi. Upaya ini ditutup dengan dibuatnya sebuah laporan berjudul Chega! yang kemudian diserahkan kepada pemerintah Timor Leste dan Indonesia, serta disebarluaskan secara bebas. Atas upaya yang dilakukan CAVR, muncul kepekaan gender baik pada korban kekerasan maupun masyarakat internasional.
Kata kunci: gender-mainstreaming, perempuan, Timor Leste, CAVR, kekerasan
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32189 | DIG - FISIP | Skripsi | HI CHR u/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain