Computer File
Pengaruh temperatur dan rasio f:s terhadap perolehan, intensitas warna, dan kadar fenol dalam ekstraksi zat warna dari biji terung belanda
Zat warna alami terdapat dalam berbagai buah-buahan, termasuk di dalam buah terung belanda. Biji terung belanda seringkali dijadikan sebagai limbah oleh industri, padahal biji terung belanda mengandung zat warna alami, yaitu antosianin. Antosianin dapat melawan penyakit hati, menurunkan tekanan darah, memperbaiki penglihatan, anti pembengkakan, berperan dalam penghambatan mutasi yang disebabkan oleh mutagen dari makanan yang dimasak, dan menekan perkembangan sel kanker pada manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh temperatur, rasio umpan terhadap pelarut (F:S), dan interaksi keduanya terhadap perolehan (rendemen), intensitas warna, dan kadar fenol dari ekstrak zat warna yang berasal dari biji terung belanda. Secara umum, manfaat dari penelitian ini adalah untuk memperkenalkan pemanfaatan biji terung belanda yang seringkali dijadikan sebagai limbah untuk menghasilkan zat warna alami. Penelitian yang dilakukan terdiri dari penelitian pendahuluan, penelitian utama, dan analisis hasil penelitian. Penelitian pendahuluan yang dilakukan adalah pemilihan pelarut, penentuan panjang gelombang maksimum, dan pembuatan kurva standar. Penelitian utama yang dilakukan adalah ekstraksi zat warna dari biji terung belanda dengan pelarut etanol menggunakan ekstraktor batch. Variasi yang dilakukan pada percobaan utama adalah temperatur ekstraksi (temperatur ruang 30, 40, 50, dan 60°C) serta rasio F:S (1:3, 1:6, 1:9, 1:12, dan 1:15). Hasil ekstraksi yang diperoleh kemudian dihitung rendemen, intensitas warna, kadar fenol, dan dilakukan analisis kadar air serta uji stabilitas (terhadap pengaruh pH, oksidator, sinar UV, penyimpanan, temperatur pemanasan, kadar gula, dan aplikasi pada agar-agar) dari zat warna yang dihasilkan biji terung belanda. Hasil penelitian menunjukan bahwa rendemen paling besar diperoleh pada rasio F:S sebesar 1:3 dengan temperatur ekstraksi 60°C. Oksidator, pH, sinar UV, kondisi penyimpanan, perubahan temperatur, dan kadar gula mempengaruhi stabilitas zat warna antosianin dengan menunjukkan perubahan intensitas warna. Temperatur dan rasio F:S juga mempengaruhi koefisien transfer massa. Zat warna antosianin dalam biji terung belanda dapat digunakan sebagai pewarna pada produk agar-agar putih. Berdasarkan analisis rancangan percobaan, rasio F:S dan temperatur berpengaruh pada hasil rendemen, intensitas warna, dan uji fenol. Terdapat interaksi antara rasio F:S dan temperatur terhadap analisis zat warna, tetapi tidak terdapat interaksi antara rasio F:S dan temperatur terhadap kadar fenol dari ekstrak zat warna.
Kata kunci: Ekstraksi; antosianin; biji; terung belanda
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32204 | DIG - FTI | Skripsi | TK KRI p/15 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain