Computer File
Simulasi perancangan reactive dividing wall column untuk produksi dimetil eter
Kebutuhan bahan bakar minyak sebagai bahan bakar semakin meningkat seiring
kemajuan global di dunia. Namun kemajuan tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan bahan bakar minyak itu sendiri, dimana cadangan minyak dunia dapat habis. Penggunaan minyak bumi ini sendiri tidak hanya memiliki masalah pada cadangan minyak dunia namun menimbulkan efek lingkungan seperti emisi gas buang kendaraan bermotor maupun industri yang berdampak negatif bagi lingkungan. Dimetil eter merupakan salah satu pengembangan bahan bakar alternatif yang sangat berpontensi karena dimetil eter memiliki nilai kalor pembakaran yang sama dengan LPG, mudah ditransportasikan, memiliki angka cetan yang lebih tinggi dari solar dan rendah emisi CO2 serta tidak menghasilkan SOx, NOx, dan tidak menimbulkan jelaga. Pada penelitian ini, pembuatan dimetil eter dilangsungkan dengan menggunakan unit
reactive dividing wall column. Reactive dividing wall column ialah suatu unit integrasi dari distilasi konvensional yang dapat menghasilkan multi produk dalam kemumian tinggi dengan konsumsi energi yang rendah dibandingkan unit integrasi yang lainnya. Proses pembuatan dimetil eter menggunakan unit reactive dividing wall column ini berlangsung dalam 35 tahap dibagi dalam 3 zona yaitu rectifying, reactive dan stripping. Reaksi ini berlangsung pada zona reactive pada temperatur 120-180 °C dengan mengguakan katalis resin penukar ion. Reaksi yang berlangsung 2CH3OH(1) < - > CH30CH3(1)+H2O(1). Untuk memodelkan sistem operasi reactive dividing wall column dalam ASPEN Plus menggunakan 2 unit Radfrac untuk mewakili reactive dividing wall column. UNIQUAC-RK merupakan model termodinamika yang digunakan untuk menghitung koefisien aktfitas pada sistem tersebut. Model yang telah divalidasi digunakan untuk simulasi perubahan reboiler duty pada kolom RDWC 35 tahap. Simulasi kemudian dilakukan untuk merubah jumlah tahap RDWC dengan reboiler duty, reflux ratio serta ratio ( reactive, rectifying, dan stripping ) yang dipertahankan konstan untuk mengetahui pengaruh-pengaruh variasi tersebut terhadap konversi metanol dan kemumian produk khususnya dimetil eter. Dalam penelitian ini, parameter yang dipertahankan yaitu konversi metanol diatas 50,40% serta kemumian dimetil eter mendekati 99,99%wt. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konversi metanol naik seiring dengan nilai
reboiler duty yang meningkat serta tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kemurnian dimetil eter tetapi mempengaruhi kemumian metanol dan air dengan reflux ratio yang konstan, konversi tertinggi dicapai pada saat reboiler duty 65 kW sebesar 74,68%. Pengurangan jumlah tahap RDWC menimbulkan penurunan konversi metanol pada saat rehoiler duty, reflux ratio dan ratio antar zona ( rectifying,stripping dan reactive) tetap. Perubahan jumlah tahap RDWC tersebut juga tidak mempengaruhi kemurnian dimetil eter melainkan mempengaruhi kemurnian metanol dan air saat nilai rehoiler duty dan reflux ratio tetap. Konversi metanol tertinggi dicapai pada RDWC berjumlah 35 yaitu 74,68%. Kemumian dimetil eter ini tercapai 99,99% pada semua perubahan tahap RDWC.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32206 | DIG - FTI | Skripsi | TK FAZ s/15 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain