Computer File
Pemeriksaan operasional terhadap prosedur penjualan kredit dan penagihan piutang perusahaan NANNO di Bandung
Seiring dengan semakin ketatnya persaingan di dunia usaha, perusahaan harus terus beradaptasi untuk meningkatkan laba yang diperoleh. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penjualan kredit yang akan menimbulkan piutang bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki prosedur penjualan kredit dan penagihan piutang yang baik dan tepat untuk mencegah timbulnya kerugian bagi pihak perusahaan. Pada penelitian ini, studi kasus dilaksanakan pada NANNO, sebuah UMKM yang menjual jasa konsultasi dan pendampingan bisnis bagi UMKM yang bergerak di berbagai industri. Masa kontrak kerjasama yang cukup panjang, nilai kontrak yang cukup besar, dan target pasar perusahaan merupakan alasan utama NANNO melakukan penjualan secara kredit agar penjualannya tinggi. Timbulnya piutang membuat perusahaan menanggung berbagai risiko, di antaranya adalah biaya piutang tak tertagih, biaya penagihan tambahan, dan biaya kesempatan yang hilang atas bunga. Hal tersebut menunjukkan pentingnya pemberlakuan prosedur yang tepat dan melakukan analisis atas kebijakan dan prosedur penjualan kredit dan penagihan piutang yang telah ditetapkan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah cara mendeskripsikan karakteristik suatu variabel yang menjadi fokus utama dalam situasi tertentu yang diteliti secara sistematis dengan cara mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis data yang berhunan dengannya sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku secara umum. Dalam penelitian ini, data yang didapat kemudian diolah kembali dan digunakan untuk menghitung rata-rata periode penagihan piutang (receivable collection period) dan menghitung perputaran piutang pertahun (receivable turnover). Selain itu, dihitung pula biaya-biaya yang mungkin muncul terkait piutang. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa kebijakan dan prosedur penjualan kredit dan penagihan piutang yang dimiliki perusahaan belum efektif dan efisien. Hal ini ditandai dengan besarnya angka keterlambatan pelunasan piutang, yaitu sebesar 48 hari dan perputaran piutang sebesar 7 kali, lebih kecil dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu sebesar 12 kali. Perusahaan juga menanggung biaya piutang tidak tertagih sebesar Rp30.300.000 dan biaya kesempatan yang hilang atas bunga sebesar Rp1.929.172. Berbagai rekomendasi telah diberian kepada perusahaan agar kinerjanya menjadi lebih baik, yaitu melakukan pemeriksaan latar belakang calon klien berdasarkan kriteria karakter, kapasitas, kolateral, kapital, dan kondisi, memperkecil batas kredit, dan penetapan sanksi atas keterlambatan pembayaran. Selain itu perusahaan sebaiknya memiliki daftar umur piutang yang terus diperbaharui, menigkatkan kontrol kinerja terhadap karyawannya, lebih tegas dalam menagih piutangnya, menguurangu beban gaji dengan menggunakan jasa pegawai magang dan melakukan perampingan jumlah pegawai, dan memisahkan hubungan profesional dengan pertemanan dengan klien. Hal-hal tersebut tidak membutuhkan biaya dan perombakan yang besar sehingga dapat dengan segera diaplikasikan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32325 | DIG - FE | Skripsi | AKUN OCT p/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain