Computer File
Pemeriksaan operasional terhadap fungsi perencanaan dan pengendalian proses produksi dalam upaya menekan tingkat kecacatan perusahaan aksesoris garmen : studi kasus CV. Charisma Anugrah Jaya
Pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan dan keinginan untuk menjalankan hidupnya. Selain pangan, kebutuhan utama manusia adalah pakaian. Perusahaan yang biasanya menangani pembuatan pakaian adalah perusahaan garmen yang memiliki kegiatan utama yaitu proses produksi. Pada umumnya perusahaan garmen tidak membuat sendiri aksesoris-aksesoris untuk pakaian yang dibuatnya maka dari itu terdapat perusahaan aksesoris garmen yang memenuhi kebutuhan perusahaan garmen. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan aksesoris garmen pada umunya dapat dikelompokan menjadi empat bagian besar yaitu rib, leather pad, sabuk, dan viterband. Perusahaan aksesoris garmen merupakan salah satu jenis perusahaan manufaktur, maka dari itu memiliki risiko kecacatan produk. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait pemeriksaan operasional terhadap fungsi perencanaan dan pengendalian terhadap proses produksi di perusahaan dalam upaya menekan tingkat kecacatan perusahaan aksesoris garmen. Pemeriksaan operasional merupakan proses menganalisis operasi dan aktivitas perusahaan agar dapat dilakukan identifikasi terkait bagian yang membutuhkan perbaikan berkelanjutan. Perencanaan produksi merupakan fungsi yang menentukan batas-batas dari kegiatan perusahaan di masa yang akan datang. Pengendalian produksi merupakan kegiatan untuk mengoordinasikan aktivitas-aktivitas pengerjaan atau pengelolaan agar waktu penyelesaian yang ditentukan terlebih dahulu dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Proses produksi merupakan cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Produk cacat merupakan unit produk yang tidak memenuhi spesifikasi yang diinginkan pelanggan sebagai unit yang baik. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah descriptive study. Sumber data yang digunakan peneliti yaitu data primer dan sekunder. Data primer berupa wawancara dan observasi dan data sekunder berupa jenis produk dan jumlah unit yang diproduksi, jenis produk dan jumlah produk yang cacat, jumlah unit yang dapat dilakukan perbaikan, dan biaya yang dikeluarkan atas perbaikan produk. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah studi lapangan yaitu wawancara, observasi, dan analisis data dan yang kedua adalah studi literatur. Teknik pengelolaan data yang dilakukan oleh peneliti adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif terkait dengan presentase produk cacat, kerugian atas produk cacat, dan biaya yang dikeluarkan atas perbaikan produk, sedangkan analisis data kualitatif terkait dengan kebijakan dan prosedur dalam proses produksi, kebijakan dan prosedur proses quality control, faktor-faktor penyebab kecacatan produk, dan jenis- jenis kecacatan produk yang sering terjadi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat kecacatan atas produk yang dihasilkan berada di atas batas yang perusahaan tetapkan yaitu 5% dari produk yang diproduksi. Atas kecacatan produk tersebut, peneliti menghitung kerugian yang perusahaan harus terima atas sample yang peneliti ambil yaitu sebesar Rp 31.418.222,00 atas biaya produksi yang perusahaan telah keluarkan. Selama ini perusahaan melakukan perbaikan produk atas produk yang cacat. Produk yang dapat diperbaiki yaitu produk sabuk. Perbaikan yang dilakukan oleh perusahaan juga mengeluarkan biaya sebesar Rp 425.200,00 karena perusahaan harus mengganti komponen sabuk yang rusak. Tiga temuan yang peneliti temukan berdasarkan pemeriksaan operasional yang dilakukan yaitu proses produksi yang dilakukan perusahaan belum optimal, komunikasi dan informasi dalam perusahaan kurang memadai, dan struktur organisasi yang dimiliki perusahaan saat ini berbeda dengan keadaan sebenarnya. Rekomendasi yang diberikan peneliti terkait dengan temuan tersebut yaitu untuk temuan pertama, perusahaan perlu memperhatikan faktor man, method, material, machine, dan environment agar tingkat produk cacat dapat ditekan. Rekomendasi untuk temuan kedua yaitu terkait dengan komunikasi, perlu dibuatnya instruksi kerja secara tertulis dan memberitahukan jadwal produksi kepada karyawan. Selain itu terkait dengan informasi, rekomendasi yang dapat diberikan yaitu perusahaan perlu menambah dokumen dan bagian PPIC harus menentukan batas tanggal untuk bagian produksi memberikan laporan. Rekomendasi untuk temuan ketiga yaitu perusahaan dapat menyesuaikan struktur organisasi dan job description sesuai dengan keadaan saat ini.
Kata Kunci: Pemeriksaan Operasional, Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Proses Produksi, dan Tingkat Kecacatan Produk
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32676 | DIG - FE | Skripsi | AKUN IRA p/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain