Computer File
Pembuatan kokristal kurkumin sukrosa dengan metode pendinginan larutan
Kurkumin merupakan senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman rimpang seperti
kunyit, temulawak, jahe, dan lain-lain. Kurkumin memiliki banyak kelebihan bagi kesehatan
manusia seperti mengobati infeksi, radang, batuk, dan penyakit lainnya. Namun kelebihan yang
dimiliki kurkumin tersebut dibatasi oleh tingkat kelarutan yang kecil dan stabilitas yang kurang
baik. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat kelarutan dan stabilitas
kurkumin adalah dengan kokristalisasi kurkumin. Kokristalisasi adalah sebuah proses di mana
bahan aktif tersimpan di dalam sebuah kristal. Dalam metode kokristalisasi dibutuhkan agen
kokristalisasi yang berfungsi sebagai pelindung/cangkang untuk bahan aktif tersebut. Agen
kokristalisasi yang digunakan adalah sukrosa karena memiliki kelarutan yang tinggi terhadap air,
mudah didapat, dan dapat dikonsumsi.
Penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu penentuan kondisi optimum dalam
kokristalisasi sukrosa, kokristalisasi sukrosa dan kurkumin, dan analisa hasil kokristalisasi
kurkumin sukrosa. Pada tahap pertama sukrosa sebanyak 18 gram dan 3 gram air dikristalisasi
kembali dengan memvariasikan temperatur pemanasan yaitu pada 124°C dan l28°C, dan
kecepatan pengadukan agar larutan tidak mengalami foaming atau vortex. Sete1ah proses
pemanasan sukrosa, larutan didinginkan di dalam water bath dengan variasi suhu 25°C dan 35°C
dan dengan kecepatan pengadukan yang diatur hingga larutan homogen. Larutan didinginkan
hingga mencapai suhu ruangan dan waktu selama proses pendinginan dicatat. Selama proses
pendinginan ditambahkan juga etanol dengan rasio etanol:sukrosa 1:18; 3:18; dan 5:18. Waktu,
kecepatan pengadukan, dan temperatur pemanasan dan pendinginan yang didapat kemudian
digunakan untuk percobaan kokristalisasi sukrosa dan kurkumin. Proses kokristalisasi kurkumin
dan sukrosa yang dilakukan sama dengan proses pada tahap pertama. Kokristalisasi kurkumin
sukrosa dilakukan dengan variasi rasio kurkumin dan sukrosa 1:180; 1:360; dan 1:600. Hasil
kokristal yang didapat dianalisa menggunakan spektrofotometer untuk menentukan kadar
kurkumin dalam kristal, bulk density, tingkat kelarutan kurkumin. Hasil yang didapat juga
dianalisa menggunakan FTIR untuk mengetahui interaksi gugus fungsinya.
Hasil percobaan yang didapatkan memberi kesimpulan bahwa rasio kurkumin:sukrosa
mempengaruhi perolehan kelarutan kurkumin di dalam air. Nilai kelarutan kurkumin di dalam air
meningkat sebanyak 112 kali pada rasio kurkumin:sukrosa 1:600. Semakin besar rasio, maka
semakin besar tingkat kelarutan kurkumin di dalam air. Sedangkan variasi rasio etanol:sukrosa
tidak mempengaruhi perolehan kelarutan kurkumin di dalam air. Peningkatan nilai kelarutan
kurkumin di dalam air dimungkinkan karena adanya interaksi antara gugus yang terdapat pada
kurkumin dnegan sukrosa. Dalam mengetahui interaksi gugus fungsi yang terbentuk pada sampel
kokristal kurkumin sukrosa dilakukan analisa menggunakan FTIR. Pada hasil FTIR yang didapat
menunjukkan adanya puncak gelombang 3200-3500 cm-1. Puncak gelombang tersebut
menunjukkan adanya ikatan hidrogen atom 0 dengan H.
Kata kunci: kokristalisasi, kurkumin, sukrosa.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32960 | DIG - FTI | Skripsi | TK WIJ p/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain