Computer File
Pengaruh tekanan dan rasio katalis terhadap transesterifikasi pati sagu tergelatinisasi menggunakan minyak goreng bekas dalam media CO2 bertekanan
Plastik sebagai bahan pengemas banyak digunakan sebagai food packaging. Hal ini
dikarenakan plastik mempunyai kelebihan dibandingkan pengemas dari bahan lain yaitu
ringan, elastis, tidak mudah pecah, transparan, dan tahan air. Konsumsi plastik yang tinggi
dengan produksi plastik yang rendah menyebabkan dua permasalahan yaitu menipisnya
minyak bumi dan meningkatnya harga minyak bumi. Minyak bumi tidak dapat
diperbaharukan sehingga perlu di cari alternatif lain pengganti minyak bumi sebagai bahan
baku yaitu plastik biodegradabel.
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sagu. Sagu dipilih karena
jumlah sagu yang melimpah dan harganya yang tidak mahal. Pati yang digunakan perlu
dimodifikasi secara fisik maupun kimia. Modifikasi fisik dilakukan dengan gelatinisasi
sedangkan modifikasi kimia dilakukan dengan cara transesterifikasi pati tergelatinisasi
dengan minyak goreng bekas penggorengan satu kali. Pati termodifikasi mempunyai
kelebihan yaitu kecerahan tinggi, daya tahan terhadap mekanis baik serta viskositas yang
stabil pada suhu tinggi maupun rendah. Kelebihan modifikasi pati dengan transesterifikasi
yaitu meningkatnya hidrofobisitas pati, termoplastik, kestabilan termal yang baik,
meningkatnya ketahanan pati terhadap panas, dan mengurangi sifat brittle dari pati alami.
Akan tetapi pembuatan pati ester belum banyak dikembangkan dalam skala industri karena
pelarut yang digunakan tidak ramah lingkungan sehingga dalam penelitian ini digunakan
superkritik C02 yang ramah lingkungan.
Penelitian ini diawali dengan percobaan pendahuluan berupa pembuatan pati
tergelatinisasi, analisis kadar air pati , pengukuran kadar asam lemak bebas minyak goreng
bekas, penentuan karakterisitik minyak goreng bekas, dan pengurangan kadar asam lemak
bebas minyak jika kadar asam lemak be bas lebih besar dari 1 %. Minyak goreng goreng
bekas yang digunakan merupakan minyak goreng bekas penggorengan satu kali. Setelah
dilakukan percobaan pendahuluan maka dilanjutkan dengan percobaan utama dengan
katalis K2C03 pada temperatur 120°C dan rasio reagen tiga mol/mol dan variasi tekanan
yaitu 150, 180, dan 210 bar dan variasi rasio katalis yaitu 0,1 mol K2C03/ mol AGU, 0,2
mol K2C03/ mol AGU, dan 0,4 mol K2C03/ mol AGU. Reaksi dilangsungkan selama 1,5
jam. Hasil yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan metode titrasi hidrolisis, FT -IR,
SEM, H-NMR, dan GC.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu reaksi transesterifikasi pati sagu
tergelatinisasi menggunakan minyak goreng bekas dalam media C02 bertekanan dapat
dilakukan. Tekanan dan rasio optimum yang didapatkan yaitu 150 bar dan 0,4 mol K2C03/
mol AGU. Analisa FT-IR menunjukkan adanya gugus C=O pada sampel sedangkan tidak
adanya gugus C=O pada pati alami yang menandakan terbentuknya pati ester. Analisa HNMR
memastikan terbentuknya pati ester dengan adanya puncak pada rentang 0-2 ppm.
Reaksi transesterifikasi mengakibatkan perubahan struktur granula pati yang terlihat dari
hasil analisa SEM. Nilai ester content lebih besar dengan pati tidak tergelatinisasi
dibandingkan dengan pati tergelatinisasi.
Kata Kunci : Pati Sagu Tergelatinisasi, Transesterifikasi, C02 bertekanan, Minyak goreng bekas
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32965 | DIG - FTI | Skripsi | TK SET p/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain