Text
Inkulturasi peringatan arwah dalam kebudayaan Tana Toraja Tallu' Lembangna
Penghormatan tinggi kepada leluhur inilah yang mendasari suku Toraja memegang teguh
budayanya. Namun, kehadiran kristiani di tengah-tengah masyarakat suku Toraja, cukup
membawa perubahan. Perubahan sangat tampak dari jumlah penganut agama asli yang berpindah
ke agama kristiani. Situasi inilah yang kerap membumbui budaya Toraja dengan ajaran kristiani.
Namun, identitas suku Toraja yang melekat masih kuat, meskipun mereka telah menganut agama
kristiani. Di sisi lain, adanya kesamaan makna ajaran antara budaya Toraja dan ajaran kristiani,
salah satunya dapat ditemukan dalam upacara peringatan arwah. Berdasarkan pengalaman, muncul
pro dan kontra akan hasil upaya yang ada. Pemaknaan ganda yang tumpang tindih menjadi salah
satu alasan penolakan.
Gereja Katolik dalam hal ini, hadir menawarkan dan menjembatani keduanya dalam
bentuk inkulturasi. Oleh karena itu, melalui tesis ini penulis mencoba menawarkan suatu bentuk
inkulturasi tata ibadat peringatan arwah. Dalam prosesnya penulis menggunakan metode dynamic
equivalent, yang merupakan salah satu wadah inkulturasi dari ajaran Gereja Katolik. Tawaran ini
memungkinkan adanya integrasi harmonis, budaya suku Toraja dengan ajaran Gereja Katolik.
Budaya Toraja dapat menjadi salah satu sarana pewartaan dan terang injil bagi masyarakat suku
Toraja. Termasuk orang Toraja mampu menghayati hidup dan imannya sebagai orang Katolik.
Kata kunci : Masyarakat Toraja, inkulturasi, dynamic equivalent
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes1745 | T/DIG - PMIT | Tesis | TES-PMIT SOM i/15 | Perp Filsafat | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain