Computer File
Analisis likuiditas dan return saham sebelum dan sesudah stock split : studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Corporate action merupakan salah satu bentuk informasi yang diterima oleh investor yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Salah satu bentuk corporate action adalah stock split. Pemecahan saham ini menyebabkan harga suatu saham menjadi lebih rendah dan jumlah sahamnya semakin banyak. Perusahaan melakukan pemecahan saham untuk dapat mencapai suatu tujuan tertentu baik untuk meningkatkan likuiditas maupun tingkat pengembalian sahamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan likuiditas dan return saham sebelum dan sesudah pemecahan saham.
Ada dua teori yang mendasari aktivitas stock split, yaitu Signalling Theory dan Trading Range Theory. Signalling theory menganggap pengumuman pemecahan saham merupakan sinyal dari perusahaan bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan. Sedangkan Trading Range Theory menyatakan bahwa perusahaan melakukan stock split agar harga saham menjadi lebih murah agar dapat meningkatkan daya beli investor yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas saham. Volume perdagangan saham menjadi salah satu indikator ukuran likuiditas suatu saham. Perubahan volume perdagangan diukur dengan aktivitas volume perdagangan saham yang menggunakan Trading Volume Activity (TVA). Sedangkan untuk menilai bagus atau tidaknya prospek perusahaan digunakan abnormal return. Abnormal return terjadi ketika terdapat selisih antara actual return dengan expected return.
Pada skripsi ini, penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan aksi korporasi berupa stock split. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode event study. Pengamatan dilakukan pada 10 perusahaan yang melakukan stock split pada tahun 2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com. Data yang diambil meliputi tanggal pemecahan saham, harga penutupan saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian, jumlah saham yang diperdagangkan dan jumlah saham beredar selama 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah aktivitas stock split. Data yang diperoleh ini kemudian diolah menjadi data Trading Volume Activity dan Abnormal Return dan dilanjutkan dengan uji beda untuk mengetahui dampak dari stock split terhadap keduanya.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang signifikan pada likuiditas maupun return saham pada perusahaan yang melakukan stock split. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Muharam, H. & Sakti, H. (2008) yang hasilnya menyatakan tidak ada perbedaan antara volume perdagangan saham sebelum stock split, saat stock split dan sesudah stock split. Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sadikin (2011) yang menyatakan aktivitas stock split tidak memengaruhi return saham karena tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap abnormal return.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp33659 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ PRI a/17 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain