Computer File
Analisis green construction pada proyek X di Bandung dengan metode assessment green construction sistem wulfram
Konsep pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk mengurangi dampak buruk kegiatan konstruksi pada lingkungan. Salah satu bagian dalam pembangunan berkelanjutan adalah konstruksi hijau. Glavinich (2008) mendefinisikan konstruksi hijau sebagai perencanaan dan desain proyek konstruksi berdasarkan dokumen kontrak yang bertujuan untuk mengatur dampak yang terjadi pada lingkungan. Konstruksi hijau menuntut terciptanya keseimbangan antara lingkungan dengan kebutuhan manusia sekarang dan mendatang. Konsep bangunan hijau tergolong baru di Indonesia. Pada 2012, Wulram I. Ervianto memperkenalkan sebuah model penilaian konstruksi hijau di Indonesia. Model penilaian ini terdiri dari tujuh aspek, 16 faktor dan 142 indikator. Penelitian ini berfokus pada penilaian sebuah gedung pada tahap konstruksi di Bandung, Indonesia dengan menggunakan Penilaian Konstruksi Hijau oleh Wulfram. Aspek, faktor dan indikator pada penilaian akan dilakukan pembahasan dengan elemen proyek yang terintegrasi pada PMBOKĀ®. Bangunan yang diteliti memperoleh nilai 9,77 dari nilai maksimal 21,92. Hasil penilaian menunjukkan bahwa Aspek Sumber dan Siklus Material mendapat persentase terpenuhi tertinggi sedangkan Aspek Konservasi Air mendapat persentase terpenuhi terendah. Menurut proyek yang terintegrasi, didapat alasan indikator-indikator tidak terpenuhi disebabkan oleh Risiko dan Biaya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp34063 | DIG - FTS | Skripsi | MRK REY a/17 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain