Text
Penguraian aerobik dan anaerobik sampah organik (limbah pasar berupa sisa sayuran) menjadi kompos dan biogas
Dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia terutama di kota
kota besar, penumpukan sampah yang terbentuk menjadi masalah yang sangat
mengganggu bagi semua pihak. Sampah dapat menyebabkan pencemaran tanah,
udara dan air. Serta dapat menimbulkan berbagai penyakit. Akan tetapi, jika
sampah dapat diolah, nilai ekonomisnya dapat ditingkatkan. Mengingat sebagian
besar dari sampah perkotaan terutama di pasar pasar adalah sampah organik, maka
salah satu cara pengolahan sampah yang dipilih pada penelitian ini, adalah
penguraian sampah secara aerobik dan anaerobik. Dalam penguraian aerobik
sampah akan diubah menjadi kompos sedangkan pada penguraian anaerobik akan
dihasilkan biogas dan biomassa. Biogas yang dihasilkan terdiri atas gas metana
dan gas karbon dioksida. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kondisi
operasi proses penguraian sampah organik secara aerobik dan anaerobik terhadap
waktu penguraian dan jumlah gas metana yang diperoleh.
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu percobaan pendahuluan dan
percobaan utama. Percobaan pendahuluan bertujuan untuk menentukan komposisi
bahan yang digunakan dan jumlah air yang harus dihilangkan atau ditambahkan.
Untuk penguraian secara aerobik ada 3 variabel yang diamati, yaitu kadar air
dalam sampah, penambahan aktivator dan ukuran sampah. Sedangkan pada
penguraian secara anaerobik ada 2 variabel yang diamati yaitu suhu dan waktu
penguraian (2 minggu, 3 minggu, dan 4 minggu).
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa variabel variabel yang dipilih
berpengaruh dalam proses penguraian sampah. Kondisi operasi yang paling baik
untuk penguraian secara aerobik (waktu pengomposan paling cepat) adalah
sampah dipotong potong dulu, dijemur sampai kadar airnya mendekati harga
optimum proses pengomposan dan diberi tambahan aktivator EM-4. Sedangkan
pada penguraian secara anaerobic (menghasilkan gas metana paling banyak)
adalah dijemur di bawah sinar matahari tanpa ditutupi karung, karena temperatur
pada saat itu mendekati temperatur optimum (30°C). Selain menghasilkan gas
metana, pengolahan anaerobik juga menghasilkan pupuk cair. Untuk mendapatkan
hasil yang optimum, percobaan ini disarankan dilakukan untuk waktu yang lebih
lama.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
143370 | R/SB/DIG - FTI | Laporan Penelitian Dosen | 547.3 WIT p | Gdg9-Lt3 (LPD-LPM FTI/TK) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain