Text
Perbandingan batas plastis menggunakan British Standard, ASTM D4318, metode Feng, dan metode Sivakumar
Klasifikasi tanah butir halus dapat dilakukan dengan cara menentukan batas-batas konsistensi tanah yang disebut batas Atterberg. Batas Atterberg terdiri dari batas cair (LL), batas plastis (PL), dan batas susut (SL). Pada umumnya, penentuan batas plastis dilakukan dengan menggunakan metode konvensional. Akan tetapi, metode konvensional sangat bergantung pada persepsi, teknik, dan keterampilan penguji. Oleh karena itu, para peneliti mulai mengembangkan metode yang lebih akurat dan efisien. Beberapa metode sudah dikembangkan dengan menggunakan alat fall cone penetrometer, seperti BS 1377-2:1990, metode Feng (2000), dan metode Sivakumar (2009). Perbedaan metode dalam pengujian batas plastis tentunya akan menghasilkan nilai plastis yang berbeda. Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan hasil batas plastis dari metode konvensional, metode Feng (2000), dan metode Sivakumar (2009) terhadap BS 1377-2:1990. Hasil penelitian dan analisa data menunjukan bahwa dari 9 sampel tanah, metode konvensional menghasilkan perbedaan batas plastis pada rentang 4-60%, sedangkan perbedaan batas plastis metode Feng (2000) berada pada rentang 4-34%, dan untuk penentuan batas plastis dengan metode Sivakumar (2009) menghasilkan perbedaan pada rentang 2-30% dibandingkan hasil dari BS 1377-2: 1990. Perbedaan batas plastis dari setiap metode mengakibatkan adanya perbedaan klasifikasi tanah dan aktivitas tanah pada beberapa sampel tanah.
Kata Kunci: Batas plastis, metode konvensional, metode Feng (2000), metode Sivakumar (2009), BS 1377-2:1990
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp39475 | DIG - FTS | Skripsi | GEOT HEN p/19 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain