Text
Pemanfaatan selulosa pada kulit pisang kepok sebagai bahan baku pembuatan kertas
Pisang adalah salah satu buah tropis yang berkembang di Indonesia yang tinggal dalam waktu singkat, mudah dibudidayakan dan dapat dipanen sepanjang tahun. Bagian yang paling banyak digunakan dari pisang adalah daging buah. Sementara itu, kulit pisang hanya dibuang. Jumlah kulit pisang yang cukup banyak akan memiliki nilai jual lebih apabila dapat diolah lebih lanjut, salah satunya sebagai bahan baku pembuatan kertas. Hal ini dikarenakan pisang memiliki kandungan selulosa yang dibutuhkan dalam pembuatan kertas. Namun, selulosa yang diperlukan dalam pisang masih berikatan dengan lignin. Lignin merupakan bagian yang tidak diinginkan dalam proses pembuatan kertas sehingga perlu dilakukan pemisahan antara lignin dan selulosa. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode alkalisasi dengan pelarut NaOH dikarenakan metode ini cocok digunakan untuk bahan baku non-kayu, ekonomis, dan tidak menghasilkan limbah yang berbahaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pelarut NaOH dan penambahan kaolin dan tapioka sebagai zat aditif terhadap kualitas kertas kulit pisang. Penelitian dimulai dengan pre-treatment bahan baku yang dilanjutkan dengan degradasi lignoselulosa dengan metode alkalisasi yang menghasilkan pulp. Pulp diputihkan dengan H2O2, kemudian hasil pemutihan dianalisis gramatur, kekuatan tarik, ketahanan lipat dan warna kertasnya. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu variasi konsentrasi sebesar 5%, 10%, 15%-b/v, dan penambahan zat aditif pada hasil variasi konsentrasi terbaik berupa tapioka dan kaolin.
Berdasarkan gramaturnya, kertas dengan konsentrasi NaOH 15%-b/v memiliki hasil yang paling mendekati dengan kertas seni komersial sebesar 121,212 g/m2, sedangkan berdasarkan kekuatan tariknya, kertas dengan konsentrasi NaOH 5% memiliki hasil yang paling mendekati dengan kertas seni sebesar 9,04 Nm/g. Ketahanan lipat kertas dengan konsentrasi NaOH 10%-b/v menghasilkan ketahanan lipat yang paling tinggi sebanyak 7 kali. Pada variasi penambahan zat aditif, kertas kulit pisang yang memiliki gramatur paling mendekati dengan kertas seni komersial adalah kertas dengan penambahan zat aditif kaolin sebanyak 5% -b/b sebesar 250,108 g/m2. Kertas kulit pisang yang memiliki kekuatan tarik paling mendekati dengan kertas seni komersial adalah kertas dengan penambahan zat aditif tapioka sebanyak 10%-b/b sebesar 7,67 Nm/g. Kertas dengan penambahan zat aditif tapioka dan kaolin menghasilkan warna kertas yang paling cerah.
Kata Kunci : Kertas, kulit pisang, selulosa, alkalisasi, zat aditif
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp39574 | DIG - FTI | Skripsi | TK CHA p/20 | Gdg9-Lt3 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain