Text
Dampak perubahan bentuk ruang terhadap kualitas akustik pada ruang Kebaktian Gereja Kristen Indonesia Tasikmalaya
Setiap bangunan terutama ruang pasti memiliki kebutuhan dan standar yang berbeda-beda, maka dari itu harus dirancang dengan perencanaan yang matang agar ruangan tersebut dapat memenuhi semua aspek atau persyaratan-persyaratan yang ada. Seiring berjalannya waktu, adanya perubahan pada saat proses perencanaan, proses pembangunan, maupun setelah dibangun menjadi hal yang biasa dalam arsitektur. Perubahan bentuk tersebut dapat terjadi karena berubahnya fungsi ruang, kurangnya kesesuaian bentuk terhadap aktivitas di dalam ruang, adanya masalah ketersediaan dana, dan karena adanya force majeure. Pada ruangan kebaktian GKI Veteran Tasikmalaya adalah salah satu contoh ruangan dengan fungsi akustik pidato yang mengalami perubahan bentuk karena adanya kerusuhan sehingga bangunan habis dimakan oleh api (faktor force majeure). Selain itu pada tahap perancangan awal pun desain ruang kebaktian GKI Veteran Tasikmalaya mengalami perubahan desain karena kurangnya kesiapan dana pada tahap pembangunan, sehingga aspek akustik yang sudah diperhitungkan pada tahap awal diabaikan karena prioritas utama pada saat itu adalah memberikan wadah pada jemaat untuk beribadah dengan tempat yang layak. Perubahan bentuk yang dominan terjadi pada desain plafon yang pada perencanaan didesain berundak-undak kemudian diubah menjadi mengerucut keatas mengikuti bentuk plafon. Karena perubahan tersebut, kemudian timbulah masalah-masalah akustik yang terjadi pada ruang kebaktian GKI Veteran seperti adanya gema, pemantulan dengan waktu tunda yang panjang, dan gaung. Hal tersebut terjadi karena volume ruang menjadi lebih besar sehingga dapat mempengaruhi jarak pemantulan suara dan juga nilai waktu dengung menjadi panjang.
Dengan menggunakan metode penelitian pascahuni, penelitian ini akan mengkaji dampak perubahan bentuk ruang terhadap kualitas akustik pada ruang kebaktian GKI Veteran Tasikmalaya. Kualitas akustik ini dinilai berdasarkan persyaratan-persyaratan akustik yang ada terutama, tingkat kekerasan suara dalam ruangan harus mencukupi, seluruh energi bunyi harus dapat terdistribusi (terdifusikan) secara merata, waktu dengung (reverberation time) fungsi ruang pidato, tidak terjadi kesalahan-kesalahan teknis/cacat-cacat akustik yang dapat mengganggu kondisi akustik dari ruangan, dan bebas dari bising dan getaran-getaran yang berpotensi merusak kenyamanan audial dalam suatu ruangan, serta tingkat inteligibilitas suara yang baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang kebaktian GKI Veteran Tasikmalaya kurang menunjang kualitas akustik dengan fungsi pidato dengan baik. Tingkat kekerasan suara yang melampaui kekerasan ideal untuk fungsi ruang pidato, pendistribusian pada ruangan belum merata, nilai waktu dengung yang terlalu panjang, adanya cacat akustik pada ruangan, tingginya tingkat kebisingan yang masuk kedalam ruang kebaktian GKI Veteran Tasikmalaya, serta tingkat inteligibilitas suara yang kurang baik dapat mengganggu kualitas suara pada ruang kebaktian GKI Veteran, sehingga jemaat tidak dapat mendengar secara jelas, fokus, dan memahami materi yang disampaikan baik oleh pendeta, Majelis Jemaat, pembaca Alkitab, maupun Liturgos.
Kata-kata kunci: Perubahan bentuk, kualitas akustik, akustik ruang pidato
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp39728 | DIG - FTA | Skripsi | ARS-TM2 LIE d/20 | Gdg9-Lt3 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain