Computer File
Pengaruh interior bergaya arsitektur neo-gotik terhadap kualitas akustik pada Gereja Katolik St. Yusuf Gedangan Semarang
Gereja sebagai tempat ibadah dituntut untuk memiliki kualitas akustik yang ideal, tanpa
melupakan aspek lain seperti kekuatan struktur serta keindahannya. Gereja Katolik St. Yusuf
Gedangan merupakan salah satu bangunan bersejarah di Semarang yang termasuk dalam daftar
bangunan cagar budaya. Langgam arsitektur dari Gereja Katolik St. Yusuf ini adalah langgam Neo-
Gotik, dengan sedikit pengaruh Gotik. Pada zaman Neo-Gotik, perancangan sebuah gereja lebih
ditekankan kepada aspek liturgis sehingga proporsi ruangnya cenderung dibuat gigantis. Ciri
arsitektur Neo-Gotik lainnya adalah adanya kolom-kolom besar di dalam interior, denah yang
memanjang, serta penggunaan material seperti kaca patri pada jendela-jendela besar, kayu solid,
serta lantai marmer. Ciri-ciri gereja Neo-Gotik tersebut dapat berpotensi mempengaruhi kualitas
akustik seperti distribusi suara, kejelasan suara, waktu dengung, dan cacat akustik.
Pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan mengenai pengaruh interior bergaya
arsitektur Neo-Gotik terhadap kualitas akustik menggunakan metode evaluasi pascahuni dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pada penelitian ini dilakukan pembahasan mengenai teori
arsitektur Neo-Gotik dan teori kualitas akustik ideal gereja, lalu membandingkan teori tersebut
dengan hasil pengujian dan pengamatan di lapangan, perhitungan, serta simulasi menggunakan
perangkat lunak. Hal ini dilakukan unyuk mengetahui bagaimana kualitas akustik pada gereja
dengan parameter distribusi suara, kejelasan pidato, dan waktu dengung menggunakan sumber suara
langsung maupun pengeras suara. Data kualitatif berupa persepsi umat terhadap artikulasi suara dan
inteligibilitas suara juga digunakan untuk mendukung hasil perhitungan dan pengujian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya interior Neo-Gotik pada Gereja Katolik Santo
Yusuf Gedangan memiliki pengaruh terhadap kualitas akustik ruang ibadah ditinjau dari beberapa
parameter kualitas akustik gereja. Denah Gereja yang berbentuk persegi panjang, menyebabkan
distribusi suara menjadi kurang merata pada area duduk umat bagian belakang. Adanya kolomkolom
yang cukup besar pada interior ruang ibadah menyebabkan cacat akustik berupa bayangan
bunyi, sehingga terdapat beberapa area yang tidak mendapat distribusi suara secara merata. Volume
ruang yang terlalu besar akibat ketinggian plafon yang tinggi dan bentuk plafon yang mengikuti
sistem struktur rib vault menyebabkan waktu dengung menjadi tinggi dan tidak ideal. Selain itu,
pemantulan pada plafon juga menyebabkan cacat akustik berupa long delayed reflection sehingga
menurunkan kejelasan suara. Material interior yang seluruhnya merupakan material reflektif juga
turut berperan dalam tingginya nilai waktu dengung yang juga berdampak pada rendahnya tingkat
kejelasan pidato, diakibatkan oleh kurangnya pemantulan secara difusi.
Penempatan loudspeaker eksisting pada ruang ibadah Gereja St. Yusuf Gedangan Semarang
terbukti efektif dalam membantu memperbaiki distribusi suara, kejelasan pidato, dan mengurangi
cacat akustik berupa bayangan bunyi, namun kurang efektif terhadap kejelasan pidato serta
mempengaruhi adanya cacat akustik long delayed reflection.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp41288 | DIG - FTA | Skripsi | ARS-TM2 SOE p/21 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain