Computer File
Pelestarian gaya arsitektur Keraton Yogyakarta pada arsitektur Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa
Keraton Yogyakarta adalah sentra dan kiblat perkembangan budaya Jawa. Setiap aspek
arsitektur yang ada di dalam komplek keraton Yogyakarta memiliki filosofi, mulai dari tata massa,
wujud fisik tiap bangunan, hingga ornamennya. Hal ini menjadikan bangunan keraton Yogyakarta
memiliki suatu daya tarik sendiri untuk dipelajari lebih lanjut karena konteks budaya yang kuat dan
merupakan salah satu warisan budaya yang wujud arsitekturnya tegas, unik, dan menarik.
Di sisi lain, dunia sedang mengalami perubahan secara progresif. Salah satu bidang
kehidupan yang mengalami perubahan progresif ke arah modernisasi adalah bidang arsitektur.
Dalam ranah arsitektur, era sudah berganti ke arah modern dan pos-modern. Namun, dalam konteks
arsitektur Indonesia, ada warisan leluhur yang wajib untuk dilestarikan. Unsur tradisional dari
kebudayaan Indonesia juga terdapat pada wujud fisik arsitektur tradisional. Maka dari itu, unsur
modernitas dan unsur tradisional sebaiknya berjalan berdampingan.
Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan bentuk interpretasi arsitektur Keraton
Yogyakarta yang diterapkan pada arsitektur Sheraton Mustika Yogyakarta dan juga mengungkap
bentuk tindakan pelestarian yang dilakukan.
Dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dan deskriptif-komparasi. Hasil deskripsi
berupa naskah penelitian. Metode deskriptif analitik dilakukan dengan membaca teori arsitektur
tentang fifteen fundamental properties pada arsitektur Keraton Yogyakarta. Lalu, penulis
menggunakan metode deskriptif-komparatif untuk membandingkan interpretasinya dalam
rancangan arsitektur Sheraton Mustika Yogyakarta sesuai yang ada di keraton. Kemudian, bentuk
interpretasi tersebut digolongkan ke dalam jenis-jenis tindakan pelestarian sesuai teori yang
diangkat.
Dari kelima belas karakteristik dari teori Christopher Alexander, penulis mengungkap ada
delapan karakteristik yang cukup signifikan dalam menggambarkan kehidupan Keraton Yogyakarta
sekarang pada rancangan arsitektur Sheraton Mustika Yogyakarta. Delapan karakteristik tersebut
adalah sebagai berikut : pusat kekuatan, batas, pengulangan, simetri, gema, kontras, kesederhanaan
dan ketenangan batin, dan kesatuan. Dalam karakteristik pusat kekuatan, bentuk interpretasi yang
dilakukan rancangan hotel adalah melihat garis orientasi utara-selatan dari sumbu filosofis keraton.
Hal ini karena hotel tidak sederajat dengan keraton untuk memiliki orientasi timur-barat.
Karakteristik batas, pengulangan, dan gema di Keraton Yogyakarta memiliki representasi bentuk
dalam rancangan hotel. Lalu, karakter simetris diwujudkan dalam bentuk fisik bangunan yang
simetris. Kontras diinterpretasikan dalam wujud dekorasi. Kesederhanaan dan ketenangan batin
diinterpretasikan melalui pengalaman ruang. Kesatuan merupakan relasi dengan lingkungan sekitar
yang dilihat dari kesamaan material dan visibilitas bangunan dari akses masuk.
Dari proses analisis, diperoleh jenis tindakan pelestarian yang berlaku lebih didominasi
oleh tindakan preservasi karena arsitektur Keraton Yogyakarta memiliki makna filosofi yang sangat
kuat. Makna tersebut menjadi dasar perancangan Keraton Yogyakarta.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp42686 | DIG - FTA | Skripsi | ARS-STEFA3 PAN p/22 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain