Text
Kajian eksploratif sistem pengukuran bangunan Jawa kasus Dokumen Kawruh Kambeng : laporan akhir
Salah satu unsur penting dalam pembuatan bangunan adalah ukuran, baik dalam rupa ukuran satu matra, dua matra maupun tiga matra. Di masa kini satuan ukuran yang paling berlaku adalah satuan metric, di samping ada pula satuan ukuran antropometrik. Kedua ukuran itu berlaku di Indonesia, namun dalam kurun waktu yang berbeda: satuan ukuran metric berlaku semenjak abad 20 sedangkan sebelum itu yang berlaku adalah satuan ukuran antropometrik. Satuan antropometrik ada dua kelompok yakni antropometrik kelompok Eropa (feet, inch,yard, mile) dan kelompok satuan ukuran Nusaantara (jengkal, pecak depa hasta). Di antropometrik Indonesia, sebutan bagi satuan-satuan ukuran itu berbeda-beda, misalnya antara Jawa dan Bali. Kecilnya perhatian terhadap antropometrik Nusantara membuat pengetahuan tentang ukuran di Nusantara masih mendapat perhatian yang kecil, dan bahkan dalam beberapa pandangan ahli dipandang sebagai tidak bernalar dan tidak berdasar
Penelitian ini diselenggarakan untuk membangun pengetahuan tentang system ukuran Nusantara, dengan mengangkat kasus antropometri Jawa-Yogya. Dalam penelitian ini akan diupayakan agar terungkap pengertian, konsep dan penerapan dari antropometri ini sebagai sarana menentukan panjang. luas dan isi maupun dalam menentukan proporsi bagian bangunan. Salah satu naskah awal abad 20 berjudul Kawruh Kambeng diangkat sebagai sumber penelitian, naskah ini aslinya beraksara Jawa dan berbahasa Jawa, akan tetapi dalam 1990-an telah berhasil diindonesiakan. Hal ihwal antropometri di Kawruh Kambeng ini akan diperiksa keberlakuannya dengan melakukan pengukuran pada bangunan Limasan yang ada di pedesaan DI Yogyakarta; serta melakukan penjejeran dengan buku Primbon yang memuat pedoman pengukuran itu. Untuk pelaksanaan penelitian ini, metode yang digunakan adalah metoda kualitatif yang berfokus pada eksplorasi. Dari penelitian ini berhasil diperoleh beberapa temuan, di antaranya, pertama-tama adalah pengetahuan tentang operasionalisasi ukuran dalam arsitektur Jawa; yang kedua adalah pembuktian kebenaran rumusan ukuran yang telah dilontarkan oleh Prijotomo di tahun 1995; dan yang ketiga adalah pengetahuan tentang ukuran sebagai pembentuk proporsi, bukan hanya sebagai ukuran penentu panjang, luas dan isi dari bagian bangunan Jawa.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
145860 | R/SB - FT | Laporan Penelitian Dosen | 720.959 8 KAJ | Gdg9-Lt3 (LPD-LPM FT/ARS) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain