Text
Penggalian jati diri Arsitektur Nusantara dalam konteks silang budaya pada masa pra kolonial di Indonesia dalam mendukung pengembangan wisata 'heritage' : laporan pendukung penelitian dasar kompetitif nasional (PDKN)
Masuknya Budaya Barat atau Eropa pada abad ke 16 ke Indonesia membawa perubahan yang signifikan dalam wujud Arsitektur di Indonesia. Perubahan tersebut tidak dapat dipungkiri telah membawa nilai positif yakni masuknya teknologi mutakhir namun di sisi lain juga dipandang telah meminggirkan nilai-nilai yang sudah ada, khususnya yang tidak sesuai dengan politik dan pandangan Kolonial. Sampai saat kini dari pola pendidikan dan praktik Arsitektur di Indonesia masih sangat merujuk pada nilai-nilai Barat tersebut, sehingga diperlukan upaya Re-thinking, Re-Reading, khususnya dalam memahami arsitektur yang berkembang pada masa Pra Kolonial. Pada masa lalu nenek moyang bangsa Indonesia diperkirakan telah memiliki pengetahuan yang handal dalam menghadapi globalisasi di eranya. Silang budaya tidak dapat dihindari mengingat Nusantara terletak di antara dua samudra dan dua benua. Secara sinkronik maupun diakronik arsitektur tersebut pada hakekatnya dapat dikenali sebagai wujud keunggulan seni-tradisi arsitektur di Indonesia, baik dari kedinamisan, variasi bentuk, maupun pengaruhnya ke tingkat Asia Tenggara ataupun Asia. Penelitian sebelumnya ditunjukkan bahwa Candi Prambanan dan dan Borobudur telah menjadi rujukan Utama desain kuil di kawasan Asia Tenggara dan India Selatan. Keunggulan tersebut menunjukkan Indonesia memiliki tradisi arsitektur yang Unggul.
Nilai-nilai yang merujuk pada kelokalan sebelum masuknya Kolonial/Baratisasi perlu digali dan kemudian diharapkan dapat dikembangkan menjadi sarana untuk menguatkan identitas arsitektur Nusantara. Kajian yang bersifat arsitektural sangat diperlukan guna dapat dikembangkan aspek transformatifnya untuk masa depan. Pada tahun 2045 Indonesia akan menjadi negara yang maju dengan ekonomi yang pesat. Arsitektur berperan penting dalam rangka pembangunan tersebut khususnya yang berkaitan identitas ke-nusantara-an di era pesatnya globalisasi arsitektur. Kecenderungan pemanfaatan representasi arsitektur asing tanpa dilandasi oleh semangat kelokalan dikuatirkan dapat menghilangkan karakter/identitas. Studi ini bertujuan untuk mengenali dan menggali kekhasan arsitektur Nusantara dalam konteks tantangan silang budaya. Teori arsitektur di Indonesia tentunya tidak hanya bertumpu dari rujukan tradisi Yunani-Romawi (Barat) saja, namun dapat merujuk pada tradisi yang sudah dimiliki di Nusantara sebelum masuknya tradisi Barat. Hal ini dapat digunakan sebagai landasan dalam membangun identitas Ke-Indonesia-an dalam menghadapi tantangan globalisasi saat kini dan ke depan.
Hasil dari penelitian ini dimunculkan kebaruan dalam pandangan dan teori arsitektur yang bertumpu pada kekhasan nilai-nilai Nusantara dalam silang budaya yang terjadi, yakni inovasi tektonika korbel dalam membangun konstruksi bangunan candi, sehingga daapt membesar dan meninggi yang mampu menginspirasi di tempat lain. Kajian ini dapat didekati dengan melalui kajian Postkolonial dan Posmodernisme. Diduga pemikiran-pemikiran nenek moyang bangsa Indonesia pada Pra Kolonial telah mengandung gagasan seperti posmodernisme, sementara di Barat baru dikenali bahwa abad ke 20. Melalui wujud fisik yang terlihat yakni arsitektur dapat dipandang menjadi sarana yang dapat menjelaskan gagasan yang tanggap terhadap fenomena silang budaya tersebut.
Dalam penelitian ini akan dibagi menjadi tiga tahap/tahun. Tahun pertama dan kedua penelitian difokuskan pada arsitektur pada masa Pra Kolonial pada era Hindu Budha dan Islam di lingkup Sumatra-Jawa Bali dan Sulawesi Kalimantan. Mengingat era ini telah menunjukkan adanya silang budaya. Tahun ketiga penelitian ini difokuskan di luar daerah tersebut. Dengan demikian diharapkan dapat dibangun teori baru tentang arsitektur yang berbasis pada aspek kelokalan dalam membangun identitas ke-Indonesia-an. TKT yang diharapkan Penelitian ini adalah TKT 1-2 (untuk 3 tahun) yakni mengembangkan prinsip-prinsip dasar dan memformulasikannya berupa konsep-konsep serta aplikasinya, Kata kunci maksimal 5 kata
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
145979 | R/SB - FT | Laporan Penelitian Dosen | 720.959 8 PEN | Gdg9-Lt3 (LPD-LPM FT/ARS) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain