Text
Perbedaan Perencanaan dan Perancangan Perumahan Pesisir: Mitigasi dan Adaptasi Bencana, Budaya dan Mata Pencaharian
Sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang, Indonesia juga memiliki penduduk yang mayoritas tinggal di wilayah pesisir. Secara tradisional, komunitas yang tinggal di wilayah pesisir mengandalkan sumber daya laut sebagai mata pencaharian. Beberapa bahkan memiliki kearifan budaya yang menentukan bagian pesisir mana yang boleh ataupun terlarang untuk dibangun. Batasan tersebut menjaga komunitas dari bencana yang mungkin terjadi. Sayangnya, banyak masyarakat pesisir tidak memiliki kearifan tersebut. Padahal dengan beragamnya ancaman yang ada, mulai dari banjir rob, abrasi, tsunami, land subsidence, sea level rise, sampai dengan gempa bumi, setiap ancaman memerlukan perhatian khusus pada fase perencanaan dan perancangan yang mungkin berimplikasi pada respon yang kontradiktif antara ancaman satu dengan lainnya. Untuk menciptakan perumahan pesisir yang aman dan komunitas yang tangguh, artikel ini mencoba untuk memaparkan kompleksitas dari perencanaan dan perancangan untuk perumahan pesisir dari dua kasus di Indonesia. Artikel ini mencakup desk study dan kajian umum dari ancaman pesisir, upaya mitigasi dan adaptasi yang perlu dilakukan oleh komunitas, dan bagaimana intervensi tersebut mempengaruhi budaya dan mata pencaharian. Hasilnya, perlu diketahui bahwa ancaman multi-bahaya mengancam wilayah pesisir sehingga perencanaan dan perancangan perlu merespon dengan kehati-hatian, mulai dari pemilihan site, analisis site sampai dengan detail desain.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
art146461 | null | Artikel | Gdg9-Lt3 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain