Text
Masalah faktor intensitas tegangan dalam mekanika fraktur linier
Kegagalan struktur yang diakibatkan oleh adanya retak sering terjadi dalam dunia rekayasa. Sebagai akibat dari kegagalan ini tidak jarang terjadi kerugian jiwa maupun material sehingga desain struktur menuntut perencanaan yang lebih kuat dan lebih aman. Desain yang hanya didasarkan pada tegangan ijin saja, dengan
mengabaikan adanya retak awal, dapat menyebabkan struktur runtuh sebelum taraf beban kerja tercapai. Untuk itu, di dalam desain harus pula disertai dengan tinjauan retak. Keretakan dapat terjadi baik pada tahap awal suatu struktur dilaksanakan (hal ini biasanya berupa retak yang diakibatkan karena cacat pada material atau pada ketidaksempurnaan pelaksanaan), maupun pada masa guna struktur. Retak yang masih stabil berarti retak itu tidak akan menjalar.
Penjalaran retak ini pada suatu saat dapat menimbulkan keruntuhan getas (brittle) yang selalu tidak dikehendaki. Parameter yang digunakan dalam mekanika fraktur untuk menentukan kestabilan retak dinamakan faktor intensitas tegangan(K) yang apabila nilainya melampaui nilai kritis Kc, maka retak menjadi tidak stabil. Dengan demikian jelaslah bahwa diperlukan suatu metoda yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi nilai K secara cukup akurat.
Salah satu dari tiga ragam retak adalah ragam bukaan. Nilai K untuk
ragam ini disebut K1. Pada penelitian ini dikembangkan dua metode numerik untuk mengevaluasi nilai K, yaitu metode yang menggunakan formulasi elemen retak(program komputer yang dihasilkan disebut PPCrA) dan metode yang menggunakan formulasi elemen hingga standar dan Integral J (program komputer yang dihasilkan disebut FIT). Ketelitian kedua program tersebut telah diverifikasi dengan melakukan studi pada kasus yang ada solusi analitisnya dengan kesalahan tidak melebihi 11%. Contoh aplikasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah incomplete penetration pada sambungan las plat tarik. Pada kasus ini, solusi analitis amat sulit dilakukan, sehingga adanya program PPCrA dan FIT yang dikembangkan
dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengatasinya. Evaluasi K, dari kedua program tersebut menunjukkan perbedaan yang tidak lebih dari 4%.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
77211 | R/DIG - FTS | Laporan Penelitian Dosen | 624.17 SUR m | Gdg9-Lt3 (LPD-LPM FT/SIPIL) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain