Computer File
Perbedaan nilai pelanggan motor Cina dan motor Jepang dalam perumusan strategi pemasaran motor Cina : studi kasus : konsumen sepeda motor tipe cup di kota Bandung
Kehadiran motor Cina di Kota Bandung yang telah berhasil merebut pangsa pasar sekitar 25%, membuat persaingan industri motor semakin ketat. Walaupun demikian, keberadaan dan perkembangan motor Cina untuk tahun-tahun mendatang masih sulit diprediksikan. Suatu produk dapat lebih diterima oleh konsumen bila produk tersebut memberikan customer value yang lebih baik dibandingkan customer value yang diberikan oleh pesaing, karena berdasarkan penelitian diketahui bahwa semakin tinggi customer value maka semakin tinggi customer satisfaction.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapajauh perbedaan customer value ratio motor Cina dan motor Jepang dalam customer value map, serta merencanakan formulasi strategi pemasaran yang tepat bagi motor Cina agar dapat bersaing dengan motor Jepang. Sampel penelitian ini terdiri dari 200 responden, yakni pengguna sekaligus pemilik sepeda motor tipe cup, yang berdomisili di Bandung.
Jumlah responden per merk kendaraan ditentukan berdasarkan pangsa pasar masing-masing merk di Kota Bandung, dengan menggunakan metoda convenience sampling. Uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan menunjukkan bahwa data-data yang diperoleh dari responden cukup valid dan reliable untuk diproses lebih lanjut.
Analisis utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah customer value analysis, dimana hasil analisis tersebut menunjukkan customer value ratio motor Cina (92%) terletak pada kuadran II yang merupakan wither and die zone, sedangkan customer value ratio motor Jepang (106.67%) terletak pada kuadran IV yang merupakan growing profit zone. Posisi motor Cina yang terletak pada kuadran II menunjukkan bahwa benefit yang diterima konsumen motor Cina lebih kecil dibandingkan cost yang dikeluarkan. Untuk tetap dapat bertahan hidup dan bersaing dengan motor Jepang, motor Cina harus berusaha memperbaiki posisinya dalam customer value map rnelalui formulasi strategi yang lebih baik. Berdasarkan hasil customer value analysis, segmentation analysis, dan SWOT analysis, motor Cina sebaiknya melakukan strategi cost leadership, yakni menghasilkan produk berkualitas menengah dengan biaya total terbaik, dimana biaya total terbaik diperoleh melalui strategi operational excellence, yakni strategi operasional yang mengedepankan kultur efisiensi dan efektivitas. Karena keterbatasan berbagai sumber daya, motor Cina sebaiknya berfokus pada segmen yang benar-benar berpotensi (selective specializaion strategy).
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes194 | T/DIG - PMM | Tesis | 658.155 4 WID p | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain