Computer File
Pengaruh persepsi eksportir di Bandung tentang dimensi kualitas jasa terhadap niat menggunakan jasa angkutan petikemas PT. Kereta Api Indonesia
Pemerintah Republik Indonesia memberikan hak pengusahaan atas Terminal
Petikemas Bandung (TPKB) yang terletak di Gedebage Bandung kepada PT. KAI
berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 279 tahun 1987
dan sekaligus menetapkan kereta api petikemas sebagai satu-satunya sarana pengangkut
petikemas ekspor dari Bandung menuju Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan sebaliknya.
Keberadaan TPKB dan PT. KAI sebagai pengelola pelabuhan daratan tersebut diharapkan
dapat menjadi fasilitas pendukung kelancaran arus barang ekspor dan impor dari dan ke
sentra-sentra industri di Bandung.
Antisipasi pemerintah dengan membangun TPKB dianggap berhasil seiring dengan
munculnya beberapa pabrik tekstil dan produk tekstil di Kota Bandung, Kabupaten Bandung
dan sekitarnya, sehingga eksportir merasakan manfaat keberadaan TPKB dengan segala
fasilitas pendukungnya. Bukti nyata keberhasilan pemerintah dapat dilihat dari grafik jumlah petikemas yang diangkut pada tahun 1989 sebanyak 15.000 TEU(s) dan meningkat terus
sampai pada tahun 1996 sebanyak 61.100 TEU(s) Sesudahnya jumlah angkutan petikemas
yang diangkut oleh PT. KAI terus menu run sampai dengan pada saat dilakukann penelitian ini.
Penulis melihat bahwa pada awal berdirinya TPKB, persepsi ekportir begitu positif
terhadap kualitas jasa angkutan petikemas PT. KAI sehingga niat eksportir sangat tinggi
untuk menggunakan layanan PT. KAI. Namun seiring dengan bel:jalannya waktu, persepsi
eksportir tentang kualitas jasa angkut~n petikemas PT. KAI berubah. Untuk itu penulis
melakukan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh persepsi eksportir tentang
kual itas jasa angkutan petikemas PT. KAI terhadap niat menggunakannya.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kelima variabel bebas yang diambil dari
dimensi kualitas jasa menurut Valarie A. Ziethaml yaitu tangibles. empathy. reliability,
assurance dan responsiveness secara bersama-sama signifikan mempengaruhi keputusan
eksportir untuk menggunakan jasa angkutan PT. KAI yaitu sebesar 34,10% artinya 34,10 %
niat eksportir mempergunakan jasa angkutan petikemas PT. KAI dipengaruhi oleh persepsi
eksportir tentang dimensi kualitas jasa yang ditawarkan oleh PT. KAI. Apabila diurai
masing-masing variabel diperoleh bahwa variabel tangibles signifikan mempengaruhi niat
menggunakan sedangkan variabel empathy, reliability, assurance dan responsiveness
masing-masing tidak signifikan mempengaruhi niat untuk menggunakan. Hal ini
membuktikan bahwa konsep kualitas jasa harus dipergunakan secara bersama-sama untuk
mengukur kualitas jasa sebuah perusahaan.
Dari persamaan regresi diperoleh bahwa nilai koefisien dari empat variabel penelitian
yaitu variabel empathy, reliability, assurance dan responsiveness adalah positif artinya setiap peningkatan pelayanan yang berhubugan dengan keempat variabel tersebut akan menghasilkan niat untuk menggunakan yang semakin tinggi.
Implikasi manajerial yang diperoleh dari penelitian ini adalah: manajemen PT. KAI
di TPKB harus lebih memperhatikan variabel empathy, reliability, assurance dan
responsiveness untuk mendapatkan niat eksportir yang semakin positif untuk menggunakan
PT. KAI, sedangkan variabel tangibles dianggap sudah cukup baik.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes657 | T/DIG - PMM | Tesis | 658.834 2 SIN p | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain