Computer File
Peran manajer proyek dalam mengelola sumber daya manusia pada proyek pembangunan gedung penyakit dalam RSU Dr. Hasan Sadikin Bandung
Salah satu tantangan besar dalam mengelola proyek yang dihadapi Manajer Proyek
adalah mengatur manusia yang terlibat di dalamnya karena manusia merupakan tulang punggung
dan sumber daya yang terpenting dari sebuah organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia
meliputi proses perencanaan dan penggunaan sumber daya manusia dengan cara yang efektif
untuk memperoleh hasil yang optimal.
Pada tahap perencsnaan tata laksana proyek, Manajer Proyek berperan dalam
pembentukan tim dan struktur organisasi, pembuatan Project Implementation Plan, serta
pengadaan tenaga kerja, material, dan peralatan. Teknik yang digunakan dalam tahap perencanaan
adalah penguraian lingk-up pekerjaan menjadi paket-paket pekerjaan atau Work Breakdown
Structure (WBS) serta keahlian bemegosiasi unluk menempalkan personil tim yang cakap. Pada
proyek Pembangunan Gedung Penyakit Dalam Tahap I (pekerjaan struktur), Manajer Proyek
menggunakan mandor borong dalam pengadaan tenaga kerja lapangan serta memakai pegawai
kontrak bagi hampir seluruh dari tim proyek Kebijakan ini terkait dengan kebijakan perusabaan
kontraktor. Agar pengelolaan tenaga kerja dapat dilakukan dengan baik, Manajer Proyek
menggunakan sistem kebijakan persediaan secara terbatas untuk material pada pekerjaan bekisting
struktur dan pembesian struktur dan kebijakan Just-In-Time untuk material Readymix K 300 pada
pekerjaan pengecoran struktur serta melengkapi peralatan dari sumber intern perusahaan dan
sistem sewa untuk penggunaan alat beral.
Pada tahap implementasi proyek, Manajer Proyek berperan dalam memimpin dan
mengkoordinasi tim proyek dalam melaksanakan kegiatan proyek Keterlambatan yang terjadi di
minggu ke 5 sampai dengan minggu ke 10 pada proyek Pembangunan Gedung Penyakit Dalam
menyebabkan Manajer Proyek mengambil keputusan untuk menambah tenaga kerja dan
melaksanakan jam lembur, serta merubah metoda pelaksanaan proyek. Keputusan ini
menyebabkan peningkatan pada biaya produksi proyek dan mengurangi keuntungan kontraktor.
Pada pengendalian proyek, Manajer Proyek berperan dalam menempalkan tim proyek
yang jujur dan teliti karena pekerjaan pengendalian menuntul tanggung jawab yang tinggi.
Pengendalian mutu dilakukan mulai dari input melalui seleksi dan evaluasi mandor borong dan
evaluasi terhadap mutu material yang digunakan, pada tahap proses melalui sistem QA dan QC,
sampai pada tahap output berupa uji basil pekerjaan dan uji material. Pengendalian jadwal
menggunakan kurva S dan sistem analisis varians. Status proyek pada akhir proyek adalah lebih
cepat 9 hari darijadwal rencana dengan Schedule Variance (SV) sebesar Rp 114.904.049,40.
Pada tahap penutupan proyek, Manajer Proyek berperan dalam demobilisasi dan
reassignment sumber daya manusia. Karena pekerjaan untuk Tahap II (pekerjaan arsitektur)
kembali dimenangkan oleh PT Duta Graha [ndah, maka Manajer Proyek tidak melakukan
demobilisasi tim proyek Tetapi karena belum ada keputusan SPK untuk memulai pekerjaan dari
owner, tim proyek mengalami idle lime yang diisi dengan melakukan perencanaan tata laksana
untuk pekerjaan Tabap II.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes741 | T/DIG - PMTS | Tesis | 658.3 VER p | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain