Computer File
Strategi pengembangan Bandung Indah Plaza berdasarkan karakteristik jasa pelayanan pusat perbelanjaan menggunakan quality function deployment di kota Bandung
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atribut-atribut kebutuhan
konsumen dan mengurutkan berdasarkan prioritas konsumen. Setelah itu, atributatribut
kebutuhan konsumen itu diterjemahkan menjadi karakteristik desain jasa
pelayanan pusat perbelanjaan. Perubahan dari kebutuhan dan keinginan konsumen
menjadi karakteristik desain produk dilakukan melalui metode Quality Function
Deployment (QFD).
Penelitian dilakukan menggunakan metoda survei, yaitu dengan
penyebaran kuesioner dan wawancara dengan pihak manajemen Bandung Indah
plaza (BIP), Istana Plaza (IP), dan Bandung Super Mall (BSM). Analisis data
dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan cara memberikan skor 1-5
(skala Lykert) dan kualitatif. Data tersebut diolah dengan metoda QFD, kemudian
didesain jasa pelayanan pusat perbelanjaan yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen berdasarkan penciptaan rumah qualitas.
Melalui penelitian ini, didapat 20 Atribut kebutuhan konsumen dan
tingkat kepentingan dari atribut-atribut kebutuhan konsumen tersebut. Atributatribut
kebutuhan konsumen ini adalah: pusat perbelanjaan senantiasa bersih, tata
letak pusat perbelanjaan yang nyaman,suhu udara dalam ruang yang nyaman,
tempat parkir yang nyaman, bangku-bangku istirahat yang nyaman, toilet yang
senantiasa bersih, terjaganya kebersihan foodcourt, promo/program/eksibisi pusat
perbelanjaan yang menarik, sistem audio yang terdengar jernih, tenant/gerai
penjualan yang beragam, pelayanan petugas yang cepat, tutur kata yang ramah
dari setiap petugas, keamanan terhadap tindak kejahatan, produk yang beraneka
ragam, bantuan dalam mencari lokasi parkir, kerapihan petugas pusat
perbelanjaan, petugas pusat perbelanjaan selalu siap membantu kesulitan
konsumen, pemberian informasi yang akurat kepada konsumen, tanggapan
terhadap keluhan, tindakan segera setelah terjadi keluhan.
Melalui penelitian ini didapat perbandingan kinerja BIP dengan
pesaingnya (IP dan BSM). Berdasarkan persepsi konsumen, kinerja BIP
seluruhnya berada dibawah IP dan BSM. Kinerja terburuk BIP adalah pada atribut
kebutuhan konsumen: kenyamanan tempat parkir, kenyamanan bangku-bangku
istirahat, promo/ program/eksibisi pusat perbelanjaan yang menarik, dan bantuan
dalam mencari lokasi parkir. Atribut kebutuhan konsumen tersebut bernilai
dibawah 3 (kurang dari cukup). Ke-20 Atribut kebutuhan konsumen tersebut lalu
diterjemahkan menjadi 25 karakteristik desain jasa pelayanan pusat perbelanjaan.
Melalui penelitian ini juga didapat karakteristik-karakteristik desain jasa
pelayanan pusat perbelanjaan mana yang paling mempengaruhi kepuasan
konsumen.
BIP harus melakukan perbaikan pada karakteristik desain: suhu udara
dalam ruang yang nyaman; toilet yang senantiasa bersih; terjaganya kebersihan
Foodcourt; keamanan terhadap tindak kejahatan; tata letak pusat perbelanjaan
yang nyaman; tindakan segera setelah terjadi keluhan. Dengan adanya perbaikan
tersebut, diharapkan agar BIP mampu menyediakan jasa pelayanan yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes753 | T/DIG - PMM | Tesis | 658.401 2 HER s | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain