Computer File
Internet branding brand equity analysis of nine Indonesian internet brands in three-based business : news portal, internet banking and online shopping = Internet branding : analisa ekuitas merek dari sembilan merek internet Indonesia dalam tiga bidang bisnis
Merek adalah salah satu komponen strategi yang secara langsung dapat
menciptakan nilai baik bagi konsumen maupun bagi perusahaan. Secara umum,
merek dapat dilihat dari dua perspektif utama, yaitu dari sudut pandang
keuangan dan dari sudut pandang konsumen. Salah satu konsep yang dikenal di dalam perspektif merek dari sudut pandang konsumen adalah konsep Brand Equity Ten yang dikemukakan oleh David A. Aaker. Konsep ini melihat menganalisa merek dengan menggunakan sepuluh indikator utama yang dianggap dapat menentukan ekuitas sebuah merek. Sebuah fenomena menarik yang terjadi di dalam konteks merek adalah keberadaan merek internet yang semakin menunjukkan signifikansinya. Salah satu contoh signifikansi dari merek internet ini adalah terdapatnya empat merek internet yang mampu masuk kedalam jajaran merek dengan nilai tertinggi di dunia di dalam daftar Top 100 Brands yang secara tahunan dirilis oleh InterBrand dan Business Week.
Sebagai negara dengan sekitar 20 juta pengguna internet, Indonesia
tentunya merupakan pasar potensial bagi bisnis berbasis internet. Riset ini
bertujuan untuk melihat dengan lebih baik bagaimana kekuatan dan ekuitas
merek dari bisnis berbasis internet di Indonesia di dalam tiga industri internet yang paling popular di Indonesia, yaitu industri portal berita dengan merek Detikcom, Liputan 6, dan Kompas Cyber Media. Industri internet banking dengan merek Internet Banking Mandiri, KlikBCA, dan Lippo Net Bank. Terakhir, industri online shopping dengan merek Bhinneka, Toko LG dan Oto Multiartha. Dengan 104 responden, kesembilan merek ini dianalisa dengan
menggunakan delapan indikator Brand Equity Ten yang dianggap relevan
dengan karakteristik industri berbasis internet. Kesimpulan yang ditarik dari penelitian ini adalah masih sangat lemahnya merek internet Indonesia dalam keseluruhan komponen ekuitas merek. Bahkan, komponen awareness yang menurut Aaker merupakan kunci utama dalam membangun merek yang kuat, justru menjadi titik lemah dari sebagian besar merek internet di Indonesia. Hal ini tentunya harus mendapatkan perhatian lebih dari para pelaku usaha berbabsis internet.
Hasil akhir lain yang ditunjukan oleh penelitian ini adalah bahwa keberadaan
sebuah merek konvensional yang telah mapan, belum tentu akan dapat menjadi
penentu kuatnya sebuah merek internet. Merek-merek seperti misalnya Bank
Mandiri, Lippo Bank, maupun LG, yang telah memiliki kekuatan di dalam bisnis
konvensional, tidak mampu membangun eukitas merek internet yang kuat.
Sebaliknya, penelitian ini justru menunjukkan bahwa Detikcom, yang merupakan
merek online yang tidak memiliki keberadaan secara konvensional, justru
menjadi merek yang terunggul diantara merek-merek internet Indonesia lainnya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes827 | T/DIG - PMM | Tesis | 658.87 TRI i | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain