Computer File
Ekspresi signage di penggalan jalan Cihampelas sebagai sebuah bentuk wajah arsitektur komersial kota Bandung Kajian tafsir semiotika arsitektural
Sejak pertengahan ’80-an Cihampelas dikenal sebagai salah satu objek wisata
belanja di Bandung, yaitu pusat penjualan produk sandang jeans. Masing-masing toko di
sisi kiri dan kanan jalan menyajikan tampilan yang unik pada tampakannya. Mayoritas
bangunan memiliki satu kesamaan : melakukan permainan tanda, menempatkan sign 3D
(artefak) yang spektakuler, ornamental, dan monumental berupa patung pada fasad –
mayoritas bertemakan tokoh heroik; maupun massa bangunan itu sendiri yang
merupakan signage -arsitektur sebagai tanda. Tanda pada bangunan satu dengan
bangunan yang lain tidak memiliki pertalian, mengusung tinggi kebebasan berekspresi
sebagai arsitektur komersial. Tanda yang tersemat tidak berlaku untuk periode yang
lama, masing-masing sign cepat berubah dan digantikan, demi mengikuti trend maupun
untuk memenuhi ambisi pemilik, menjadi toko berbentukan paling unik dalam deretan.
Desain adalah bahasa, arsitektur adalah ilmu bahasa. Beberapa bangunan
“berkomunikasi” atau “berbicara” dengan sangat vokal melalui ekspresinya. Disadari atau
tidak, mayoritas pengamat “membaca” atau ”mendengar” hal yang sama. Pada Jalan
Cihampelas tercipta komunikasi arsitektural, dimulai dengan pengklasifikasian tanda –
index, icon, symbol pada bangunan. Pengamat membaca dan menginterpretasi tanda,
kemudian memunculkan tiga pemaknaan terhadap karakter arsitektural : the essential,
the distinctive, the relative; dua pemaknaan terakhir merupakan produk socio-political
forces. The nature of buildings, setiap bangunan pada hakikatnya memiliki sifat dasar
yang tersemat padanya, manner dan karakternya sendiri.
Imageability adalah kemampuan suatu objek fisik dalam memberikan
kemungkinan timbulnya citra yang kuat pada setiap pengamat, menuntut keberadaan
identitas, struktur, dan makna. Berdasarkan penilaian terhadap masing-masing setting,
bangunan yang berada di sudut selalu mudah diingat karena unik, sedangkan bangunan
yang berada di tengah rangkaian harus “berusaha” lebih keras untuk membangun kesan
tertentu –citra dalam benak pengamat, sehingga pengamat dapat selalu mengingatnya.
Bangunan komersial pada Jalan Cihampelas dapat disebut atau dijuluki sebagai
arsitektur fasad -arsitektur kulit. Pengamat mengingat -secara eksplisit, pada sosok
benda dan nama (teks nama toko). Periode ’05 hingga Maret ’08 tetap terjadi perubahan
permainan tanda secara individual, namun mayoritas berupa penyederhanaan pada
tanda : tanda 3D (artefak) yang lebih sederhana, ditempatkan pada dinding fasad -serupa
gambar yang menonjol, atau keberadaan artefak 3D dihilangkan, digantikan dengan
tanda 2D berupa gambar atau teks nama toko. Pada tahap ini pengamat telah mengingat
tempat, masing-masing toko telah “punya nama” atau “sudah dikenal”; telah establish.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui ekspresi keseluruhan,
makna arsitektural kawasan Cihampelas -sebagai sebuah bentuk wajah arsitektur
komersial kota Bandung, melalui interpretasi varian pengamat dalam membaca tanda
pada tampilan bangunan. Sign tertentu dapat menimbulkan signified tertentu, arsitek
dapat dengan sengaja menciptakan tampilan bangunan berdasarkan signified yang ingin
ia atau klien munculkan dalam benak apresiator. Pada skala kota, signage dapat
dikondisikan sejak awal perencanaan dan perancangan, hingga berekspresi
menyampaikan pesan –signified tertentu, maupun membangun kesan dan citra tertentu
sesuai yang diinginkan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes892 | T/DIG - PMA | Tesis | 711.4 HAR e | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain