Computer File
Akulturasi arsitektural pada kawasan pecinan "pintu dalam" Pekalongan
Arsitektur sebagai produk budaya dapat menjadi identitas sebuah kota.
Pekalongan sebagai kota pesisir memiliki keanekaragaman budaya yang
menjadi identitasnya. Namun dalam perkembangannya, identitas itu semakin
hilang. Salah satunya terlihat pada segmen Pecinan Pekalongan yang dikenal
dengan sebutan "Pintu Dalam". Segmen yang diduga merupakan awal mula
kawasan Pecinan berangsur-angsur mulai "ditinggalkan" dan kehilangan
sebagian besar kegiatan yang mendukung karakter semula.
Kelenteng, rumah kapitan, dan rumah deret merupakan elemen fisik primer yang
menjadi identitas kawasan Pecinan pada umumnya. Semula Pecinan hanya
dianggap sebagai kumpulan bangunan khas Cina, namun setelah dipelajari
secara mendalam, ternyata Pecinan mengarah pada sebuah komunitas dengan
segala fenomena ber-budaya-nya.
Keanekaragaman budaya yang ada (Cina, Hindia Belanda, dan Jawa)
berakulturasi, membentuk satu kesatuan sehingga memberi identitas kota yang
memiliki ciri khas dan nilai tertentu yang bilamana kita amati, hal tersebut
merupakan implementasi dari situasi sosial, ekonomi, dan politik pada saat itu.
Keterkaitan tatanan kota dengan kondisi sosial, ekonomi, serta politik pada suatu
era adalah dua hal yang tidak terpisahkan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes893 | T/DIG - PMA | Tesis | 711.22 SET a | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain