Text
Menelusuri wajah eklesiologi gereja keuskupan Bandung berdasarkan "buku kuning", "buku biru", Buku Kecil"
Pada 2007 Gereja Keuskupan Bandung merayakan dirgahayu 75 tahun. Dalam perjalanan waktu, tiga pedoman umat dan pedoman petugas pastoral telah dilahirkan. Dalam waktu 75 tahun itu, dan dalam kesempatan lahir dan diberlakukannya ketiga pedoman: “Buku Kuning”, “Buku Biru”, dan “Buku Kecil”, Gereja Keuskupan Bandung membuktikan keseriusan misi dan peranan menggereja di tatar Sunda, sebagaimana dicita-citakan Injil suci dan Ajaran Gereja.
Ketiga pedoman umat dan pedoman petugas pastoral telah menggambarkan wajah eklesiologi Gereja Keuskupan Bandung. Di dalam isi dan titik perhatian yang hendak dicapai, ketiga pedoman tersebut secara konsekuen menampilkan citra diri Gereja Keuskupan Bandung yang berusaha untuk selalu terbuka, terlibat, peduli, dan rendah hati. Gereja Keuskupan Bandung selalu berkeyakinan untuk tidak berjalan sendiri, dan menjauhkan diri dari konteks; Jawa Barat.
Dialog, kerjasama, dan keterbukaan Gereja Keuskupan Bandung merupakan ciri-ciri identitas yang diperkenalkan untuk mencapai tujuan menggereja yakni menemukan Yesus Kristus di Jawa Barat. Peristiwa Sidang Paripurna FABC V di Bandung (1990) dan “tampilan grafis” perhatian dan arah langkah yang diperlihatkan oleh ketiga pedoman umat dan pedoman petugas pastoral, merupakan sarana mendasar bagi tercapainya proses penelusuran wajah eklesiologi Gereja Keuskupan Bandung. Identitas Gereja Keuskupan Bandung yang berciri dialog, kerjasama dan terbuka serta “tampilan grafis” perhatian dan arah langkah yang diperlihatkan ketiga pedoman umat dan pedoman petugas pastoral, adalah “kendaraan” bagi proses penelusuran wajah eklesiologi Gereja Keuskupan Bandung.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes899 | T/DIG - PMIT | Tesis | 262 PRA m | Perp Filsafat | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain