Text
Relevansi pemikiran John Henry Newman : Illative sense sebagai "counter" atas modernism
Postmodernisme menganggap landasan epistemologis Modernisme gagal
menangkap dan mengalami eksistensi Allah karena Modernisme mengandalkan
kekuatan kognitif dan empiris semata. Akibatnya, dunia Modern lebih
menekankan segala sesuatu, termasuk Yang Transenden, berdasarkan
pembuktian-pembuktian rasional. John Henry Newman disebut sebagai
seorang Postmodernis Konstruktif karena ia memilih daya lain untuk menjudge
suatu kebenaran. Newman tidak berpikir either-or (rasionalismeempirisme)
tetapi memadukannya dan menjembataninya dengan berpikir bothand.
Itu sebabnya, Newman menawarkan illative sense. Illative sense adalah daya
yang menjadi dasar pengetahuan kebenaran untuk mengetahui keberadaan
Allah. Illative sense memampukan manusia untuk mengambil keputusan atau
kesimpulan secara spontan pada persoalan-persoalan konkret secara natural.
Maka, Postmodernisme bukanlah ancaman atau musuh tetapi justru “teman”
karena dasar epistemologisnya tidak rasional tetapi “sensasional”; tidak kognitif
tetapi intuitif; tidak intelek tetapi sense dan seterusnya. Illative sense sebagai
daya yang dimiliki oleh setiap orang senantiasa bersifat konvergen. Artinya,
kesimpulan yang dihasilkan seseorang juga dialami oleh banyak orang dan
mengarah pada satu kesimpulan yang satu dan sama.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes901 | T/DIG - PMIT | Tesis | 273.9 SIT r | Perp Filsafat | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain