Text
Narasi karya keselamatan Allah dalam kisah Musa keluaran 2:1-20:21
Allah adalah subyek keselamatan. Allah Penyelamat tidak bisa dipisahkan dari
Karya Keselamatan yang dikerjakanNya. Bagi orang beriman, segala pertanyaan tentang
Allah setara dengan pencarian akan keselamatan.
Kitab Suci menjadi sumber kisah-kisah penyelamatan Allah tersebut. Di dalamnya,
peristiwa-peristiwa Allah itu tertulis dan diwariskan turun temurun hingga kini. Kisah Musa
menyediakan berlimpah jejak-jejak Allah dan karya keselamatanNya bagi orang beriman.
Tokoh-tokoh dalam kisah Musa telah menjadi “pintu-pintu kisahNya”. Melalui tokoh-tokoh,
kehidupannya, pergulatan batinnya, perangainya, tempat hidupnya, Allah meninggalkan
jejak-jejak kisahNya, yaitu kisah karya keselamatan.
Nyatalah bahwa Narasi karya keselamatan Allah bukanlah sebuah situasi,
melainkan suatu dinamika. Bangsa Israel dengan kepemimpinan Musa sungguh mengalami
dinamika tersebut. Mereka terus berdialog dengan Allah dalam sebuah “ruang pertemuan”,
yaitu dalam seluruh gerak berjalan dari Mesir menuju Tanah Terjanji. Allah, bagi Israel,
adalah Allah yang hadir dalam kehidupan umatNya. Kehadiran Allah bagi umatNya itulah
yang memungkinkan lahirnya kisah keselamatan. “Allah yang mendengar” menjadi awal
dimulainya sebuah karya keselamatan. Tidak adanya relasi berarti tidak adanya kisah
(keselamatan).
Dalam perjalanan bersama Allah, berbagai “pengalaman merasakan” telah
berbenturan dengan berbagai pengetahuan tentangNya. Pengetahuan Israel tentang Allah
Penyelamat, seringlah tidak tersambung dengan pengalaman nyata mereka. Meski demikian,
Israel memiliki keberanian untuk berangkat, melangkahkan kaki meninggalkan zona aman,
dan memasuki zona baru yang belum pasti. Israel mampu “menyeberang”, yaitu mau berubah
dan terbuka pada sesuatu yang baru. Israel mampu keluar dari zona mapan ke area yang lebih
menantang. Israel mengalami transformasi. Allah membimbing, menguatkan, mendidik,
sekaligus membiarkan dan secara terus menerus menantang Israel agar kesadarannya
bertumbuh. Allah memberi arah bagi perjalanan Israel yaitu menuju
kepenuhan/kesempurnaan.
Narasi karya keselamatan Allah adalah sebuah petualangan penuh tantangan
bersama Allah menuju kepenuhan. Di dalam petualangan tersebut, manusia mengalami
transformasi terus menerus hingga akhirnya mencapai kesempurnaan. Pengalaman Israel
menempatkan keselamatan yang mereka alami secara hic et nunc. Keselamatan bukan
perkara eskatologis, tetapi nyata dialami dalam ke-kini-an dan ke-di sini-an. Keselamatan bukanlah sebuah goal/target, melainkan suatu dinamika yang terarah padanya. Itulah
Keselamatan Nomadik yang dialami Israel.
Pertumbuhan kesadaran bukan terletak pada kesesuaian antara Pengetahuan Iman
dengan Praktik Hidup (Teori – Praktik ), melainkan pada relasi dinamis antara Keyakinan dan
Perjuangan. Narasi keselamatan Allah bukan perkara sasaran, melainkan perkara proses
dinamis menuju kesempurnaan. Manusia menjadi subyek yang dinamis dalam menanggapi
janji Allah dan terus berjuang untuk meraihnya. Allah menjadi subyek yang menantang
manusia dan sekaligus menggeretnya terus menerus hingga manusia mengalami pertumbuhan
kesadaran, yaitu saat manusia memiliki dan mengalami kesadaran Allah.
Narasi karya keselamatan Allah bukanlah soal bagaimana orang mampu hidup
dalam situasi harmoni yang aman, nyaman, serba berkecukupan atau baiknya relasi dengan
sesama dan alam, melainkan perkara bagaimana manusia mampu mengalami transformasi,
yaitu pertumbuhan kesadaran terus menerus, hingga memiliki dan mengalami Kesadaran
Allah, yaitu menjadi sungguh secitra denganNya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes909 | T/DIG - PMIT | Tesis | 220.07 WAS n | Perp Filsafat | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain