Computer File
Pemanfaatan elemen lokal pada bangunan Gereja Katolik di Surabaya : studi kasus Gereja katolik St. Paulus-Juanda
Gereja Katolik adalah sebuah bangunan tempat beribadah bagi umat Katolik. Sebagai salah
satu produk arsitektur, bangunan gereja haruslah mempunyai fungsi-fungsi yang jelas.
Salah satunya gereja berfungsi sebagai obyek simbolis atau budaya. Simbol-simbol yang
terdapat pada gereja Katolik selama ini didominasi oleh gaya yang cenderung ke arah
arsitektur Eropa, sehingga pemahaman masyarakat terhadap sebuah gereja Katolik adalah
bangunan dengan gaya arsitektur Eropa. Konsili Vatikan II pada tahun 1963 membuat
adanya perubahan mendasar mengenai sebuah gereja termasuk perubahan dari segi
arsitektur, yaitu adanya peluang untuk memanfaatkan unsur lokal pada elemen-elemen
gereja Katolik. Gereja Katolik St. Paulus merupakan gereja Katolik yang memanfaatkan
elemen lokal pada wujud fisiknya. Proses inkulturasi dalam gereja Katolik mulai berkembang
di kota Surabaya setelah tahun 1996. unsur kebudayaan yang dimiliki setiap daerah
dipadukan dengan unsur liturgi gereja, untuk itu dasar-dasar liturgi maupun aturan gereja
harus dapat bersatu dan sejalan dengan unsur lokal yang digunakan, dalam hal ini
kebudayaan, artinya kebudayaan yang ada harus dapat menerima dasar-dasar tersebut dan
memberi peluang adanya hubungan timbal balik antara budaya gereja dan budaya
setempat. Dengan wujud lokal yang ditampilkan pada fisik bangunan gereja, maka akan
menimbulkan tanggapan bagi manusia sebagai pengamat yang akan diproses berdasarkan
apa yang ia lihat pada wujud gereja tadi. Unsur lokal yang ditampilkan terlihat jelas pada
tampilan candi di bagian enterance bangunan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes937 | T/DIG - PMA | Tesis | 747.3 ARI p | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain