Text
Permeabilitas pembingkaian kampung di pusat kota Bandung : Telaah arsitektural hubungan ruang antara kampung dan blok perkotaan, kasus : Kampung babakan Ciamis, Braga, Pangarang/Pasundan
Kampung sebagai realitas fisik dan sosial kota-kota di Indonesia sudah diakui sejak permulaan abad 20 dan hingga kini diyakini sebagai elemen penting karakter perkotaan. Perkembangan kota menunjukkan bahwa kampung merupakan permukiman bagi sebagian besar penduduk kota meskipun keberadaannya seringkali diabaikan. Sementara warga kampung kota semakin heterogen, ikatan solidaritas sosial yang kuat tetap dipertahankan sebagai salah satu strategi untuk beradaptasi dalam lingkungan perkotaan. Selama beberapa dekade (antara 1970-an sampai 1990-an) kampung mengalami banyak desakan dan penggusuran tetapi warga kampung dengan berbagai upaya tetap kembali membangun kampung di kota. Dengan demikian, kampung merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kota dan telah membentuk urbanitas di Indonesia.
Dewasa ini fenomena kampung dalam kota menarik perhatian dan menjadi obyek penelitian banyak ahli. Sayangnya, studi mengenai kampung dari aspek ruang dan arsitektur sangat jarang dilakukan dalam rangka menjelaskan hubungan ruang antara kampung dan bagian kota yang melingkupinya.
Studi ini bermaksud untnk mengtmgkap dan menjelaskan hubungan ruang antara kampung dan blok perkotaannya dalam kerangka memahami kedudukan kampung dalam urbanitas di Indonesia. Penelitian ini terdiri tiga langkah. Langkah pertama merupakan kajian teoritik yang menjelaskan cara memahami peran kampung dalam kota. Langkah kedua merupakan telaah empirik yang dilakukan pada tiga kampung terpilih sebagai kasus studi. Berdasar pada telaah empirik mengenai integrasi ruang kampung dalam kota dilakukan analisis interpretatif untuk memahami kedudukan kampung dalam urbanitas di Indonesia. Langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi dan refleksi teoritik berdasarkan temuan dari ranah empirik untuk menjelaskan kedudukan kampung dalam urbanitas.
Dari telaah teoritik dapat diungkap bahwa [1] teori akulturasi dapat dipergunakan untuk memahami kampung sebagai elemen lokal yang dalam proses modernisasi kota, [2] fungsi kampung sebagai salah satu tipe perumahan kota merupakan raison d'etre kampung dalam kota. Sedangkan dari telaah empirik menunjukkan bahwa, sebagai realitas fisik, hubungan ruang antara kampung dan blok perkotaan dapat diurai melalui konfigurasi ruang. Analisis jaringan dipergunakan untuk memahami konfigurasi ruang dari ke tiga kampung yang menjadi kasus studio
Temuan yang diperoleh dari studi ini adalah sebagai berikut: Pertama, cara memahami kampung adalah dengan melihat kampung sebagai keterpaduan antara organisasi ruang dan organisasi sosial. Kedua, konfigurasi keseluruhan kampung ditentukan berdasarkan ketentuan penempatan rumah secara individual yang dapat mengarahkan pembentukan konfigurasi global. Ketentuan ini berasal dari orientasi nilai kebersamaan (komunal). Ketiga, permeabilitas pembingkaian kampung menjamin terjadinya hubungan ruang antara kampung dan blok perkotaan.
Kontribusi yang dapat disumbangkan oleh studi ini adalah: Pertama, pengkayaan khazanah teori dan metodologi dalam arsitektur untuk memahami persoalan kampung dalam kota. Kedua, pertimbangan-pertimbangan sebagai masukan untuk perbaikan kampung pada ke tiga kasus studi. Terakhir, rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk mengembangkan kebijakan dan strategi pembangunan kota yang lebih aspiratif dan berkeadilan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
dis88 | D/DIG - PDA | Disertasi | 711.55 DWI p | Gdg9-Lt3 (DISERTASI DOSEN) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain