Computer File
Identifikasi pengaruh perilaku spasial terhadap konfigurasi kampung di bantaran sungai : studi kasus Kampung Kota Lebak Siliwangi di bantaran sungai Cikapundung, Bandung
Kampung kota dikenal sebagai permukiman rakyat ala Indonesia, terbentuk secara spontan sebagai suatu kesatuan dalam ketidak teraturan yang umumnya lahir dalam struktur sosial. Kampung muncul sebagai salah satu konsekuensi dari kemiskinan. Dalam kondisi lingkungan yang serba terbatas, penduduk kampung terpaksa bertahan hidup dan beradaptasi, dalam proses adaptasi tersebut terbentuk persamaan persepsi dan pengalaman terhadap ruang. Persamaan ini meningkatkan hubungan sosial dan kuatnya solidaritas sosial di antara mereka, yang secara incremental (motivasi semangat berswadaya) mengharuskan mereka membuat susunan lingkungan fisik agar dapat mewadahi berbagai jenis kegiatan dan bentuk perilaku sosial mereka. Dalam hal ini ruang hidup menjadi lebih mudah diterima dengan segala kemungkinan sintaksnya. Struktur sosial yang tergambar diatas rupanya menjadi faktor utama timbulnya gejala perilaku spasial dalam perkampungan, yaitu pembagian ruang privat dan ruang umum yang senantiasa tidak tegas dan selalu berubah-ubah. Perilaku spasial dapat ditinjau dalam studi psikologi lingkungan dengan premis dasar yang menyatakan bahwa perilaku manusia selain disebabkan faktor lingkungan, juga dipengaruhi faktor internal. Artinya manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan lingkungan dapat dipengaruhi oleh manusia. Sebagaimana halnya bantaran sungai yang banyak menjadi lokasi berkembangnya permukiman kampung, kondisi natural geografisnya yang unik membentuk konfigurasi kampung yang spesifik pula. Hal ini tidak lepas dari hubungan perilaku dan lingkungan fisik pada kampung, yang secara dialektik saling mempengaruhi, dan akhirnya mewujudkan suatu pola kehidupan yang memiliki karakteristik tertentu.
Topik penelitian ini menitik beratkan pada hubungan antara dimensi spasial (ruang) dan lingkungan sosial (sosio-spasial). Bagaimana perilaku yang terbentuk dari latar belakang sosio-kultur penduduk kampung dapat mempengaruhi fisik-spasial lingkungan kampung itu sendiri, begitu pula sebaliknya. Kondisi sosio-kultural mempengaruhi motivasi dan tindakan warga dalam pembentukan spasial/ruang. Karena pada dasarnya semua keputusan arsitektural terhadap rupa terbangun (built form) dan penyusunan spasial (spatial organization) memiliki konsekuensi sosial.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes996 | T/DIG - PMA | Tesis | 711.4 NIR i | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain