Text
Pengelolaan air hujan untuk pertanian pada pulau kecil di kawasan kering Indonesia
Pulau-pulau kecil memiliki permasalahan cukup kompleks berkaitan
dengan pengelolaan sumber daya air untuk mendukung kehidupan dan
perkembangan daerah. Air hujan merupakan salah satu sumber air tawar yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan, khususnya di daerah kering yang
terbatas akan sumber daya air. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
suatu model pengelolaan air hujan untuk pertanian pada pulau kecil di kawasan
kering Indonesia, guna menjawab tantangan akan keterbatasan air.
Tinjauan pustaka mencakup tiga topik yang saling berkaitan, yaitu: (1)
Pengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan pada pulau-pulau kecil,
(2) Sistem dan teknik konservasi tanah dan air, dan (3) Sistem dan teknik
pemanenan air hujan untuk pertanian. Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut
dikembangkan kerangka pikir pengelolaan air hujan untuk pertanian yang
menyangkut aspek sistem prasarana, operasional dan pemeliharaan,
kelembagaan, dan pemberdayaan masyarakat, dalam pengelolaan air hujan
untuk pertanian. Keempat aspek sistem ini saling terkait dalam hubungan secara
spiral dan terkait erat dengan sistem informasi manajemen untuk mendukung
proses tersebut.
Berdasarkan kerangka pikir di atas, dilakukan evaluasi terhadap
pengembangan sistem embung pada Pulau Sabu yang merupakan salah satu
pulau kecil kawasan kering Indonesia. Pengembangan sistem embung yang
dilakukan di Pulau Sabu mempunyai dampak positif berupa: (1) peningkatan
ekonomi dimana terjadi peningkatan produksi pangan dan ternak, (2)
perkembangan sosial dimana terjadi peningkatan budaya kerja karena
bertambahnya lahan pertanian, maupun (3) perubahan lingkungan di mana
terjadi penurunan lahan kritis. Namun terdapat beberapa embung yang tidak
berfungsi lagi, karena penuh dengan sedimen ataupun kosong karena dimensi
embung yang tidak seimbang dengan daerah tangkapan hujan dan evaporasi
yang besar. Di lain pihak, embung tidak berfungsi disebabkan oleh kurang
jelasnya sistem operasional dan pemeliharaan serta kelembagaan yang ada.
Untuk merencanakan prasarana PAHP dikembangkan suatu model
sistem pendukung keputusan pengelolaan air hujan untuk pertanian (SPK
PAHP). Model SPK-PAHP tersebut diaplikasikan untuk pengembangan model
PAHP pada pulau kecil di kawasan kering Indonesia, dengan mengambil lokasi
studi desa Daieko. Model PAHP berupa suatu rancangan prasarana PAHP yang
terdiri dari bangunan sistem makro dan mikro, serta sistem operasional dan
pemeliharaan di desa tersebut yang disebut model Pro-PAHP. Model SPK-PAHP
digunakan sebagai alat bantu dalam simulasi dan optimasi rancangan sehingga
dapat ditemukan hasil rancangan akhir dari model PAHP di desa Daieko.
Dari penerapan model PAHP pada seluruh Pulau Sabu dapat disimpulkan
bahwa opsi PAHP mampu meningkatkan produksi pangan, karena bertambah
luasnya lahan pertanian dan ketersediaan air untuk pertanian. Bertambahnya
lahan pertanian berarti bertambahnya penutupan lahan oleh vegetasi, yang
berarti pula penurunan laju erosi dan sedimentasi serta pengembangan
konservasi alam.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
dis99 | D/DIG - PDITS | Disertasi | DIS-PDITS LAU p/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain