Computer File
Pengaruh idiosyncratic Abdurrahman Wahid terhadap penerapan ecumenical diplomacy dalam pelaksanaan diplomasi Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001)
Terpilihnya Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI ke-4 pada bulan Oktober 1999, menjadi harapan bangsa ini untuk keluar dari berbagai krisis multi dimensi yang dialami. Dengan harapan dan juga keinginan dari bangsa ini dijawab oleh Presiden Wahid dengan melahirkan kebijakan-kebijakan baru. Berpegang atas tugas-tugas yang diembannya, dalam kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden Wahid melakukan prioritas-prioritas. Lahirnya kebijakan Ecumenical Diplomacy adalah sebagai pedoman dalam menjalankan diplomasi oleh Departemen Luar Negeri dan juga oleh Presiden Wahid.
Presiden Wahid adalah sosok pemimpin yang banyak memiliki kelebihan dan merupakan kombinasi yang jarang dimiliki oleh sosok pribadi manusia. Keunikan tersebut termasuk dalam masa kepemimpinannya sebagai Presiden RI ke-4. Pemikiran-pemikiran dan pandangan-pandangan yang lahir dari keyakinannya dikombinasikan dengan kepentingan domestik Indonesia. Sebagai sosok demokrat, pluralis, modernis, dan humanis, Presiden Wahid melihat pentingnya melakukan diplomasi dengan caranya sendiri. Lebih dari 63 negara dikunjungi, 73 kali pertemuan dengan pemimpin dan kepala negara, serta 15 kali menghadiri Konperensi Tingkat Tinggi dan Konperensi Internasional, Presiden Wahid mencari dukungan atas usahanya memulihkan keadaan di Indonesia. Pendekatan yang personal dilakukan oleh Presiden Wahid dengan pemimpin dan kepala negara yang dikunjunginya.
Tesis ini berusaha menggambarkan kebijakan politik luar negeri Indonesia dibawah pemerintahan Presiden Wahid. Idiosyncratic Presiden Wahid menjadi faktor pertimbangan yang kuat dalam penulisan ini. Teori-teori idiosyncratic digunakan sebagai usaha menggambarkan dan menjelaskan adanya keterhubungan antara kebijakan diplomasi dengan kepribadian Abdurrahman Wahid.
Dari usaha-usaha diplomasi yang dijalankan Presiden Wahid dapat disimpulkan bahwa dalam penerapan Ecumenical Diplomacy banyak dipengaruhi oleh idiosyncratic-nya. Keyakinan yang dimiliki dan persepsi yang dipahami Presiden Wahid melahirkan keputusannya untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap bidang diplomasi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes436 | T/DIG - PMIS | Tesis | 327.2 ISW p | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain