Computer File
Studi tentang pola pergerakan penduduk di wilayah Kota Baru dalam mendukung pusat-pusat pertumbuhan di Botabek : studi kasus Kota Baru Lippo Karawaci dan Kota Baru Lippo Cikarang
DKI Jakarta sebagai kota metropolitan memberikan suatu daya tarik kota yang akan menimbulkan tertariknya masyarakat dari berbagai lapisan dan golongan dan juga dari berbagai daerah untuk datang ke wilayah ini. Daya tarik yang dimaksud antara lain adanya berbagai jenis lapangan pekerjaan, tempat hiburan, fasilitas pendidikan dan berbagai aktivitas ekonomi yang lain. Akibat adanya perkembangan aktivitas ekonomi, kebutuhan akan lahan yang dipergunakan untuk aktivitas tersebut juga akan bertambah, sehingga perlu dilakukan pengembangan wilayah.
Berdasarkan hasil pengamatan, masih banyak penduduk yang lokasi bekeja atau lokasi berbelanjanya berjarak cukup jauh dengan lokasi tempat tinggalnya, dengan berbagai macam alasan mengapa mereka memilih hal demikian, antara lain karena keterbatasan daya beli perumahan, masalah kepraktisan, dan masalah alternatif perbelanjaan. Dalam hal ini penulis mengambil sampel yang berasal dari kota baru Lippo Karawaci dan kota baru Lippo Cikarang. Kedua kota baru ini penulis pilih dengan alasan pertama, bahwa kedua kota baru itu berasal dari pengembang yang sama yang manajemennya tidaklah jauh berbeda, kedua wilayah kota baru tersebut berada pada lokasi yang berlainan, yaitu kota baru Lippo Cikarang berada di wilayah Bekasi dan kota baru Lippo Karawaci berada di wilayah Tangerang, sehingga akan dapat diteliti apakah karakteristik masyarakat yang tinggal di kedua wilayah tersebut sama atau tidak sama dan juga akan dapat diteliti pola pergerakan penduduk antara kedua kota baru tersebut, dalam hal ini akan digunakan metode penelitian Multi Region Model yang akan menggambarkan pola tempat tinggal, pola bekerja, dan pola belanja masyarakat yang tinggal di kedua kota baru tersebut ; ketiga wilayah kota baru tersebut berada pada satu wilayah pembangunan Botabek (yang terdiri dari kabupaten Tangerang, kotamadya Tangerang, kabupaten Bogor, kotamadya Bogor dan kabupaten Bekasi), maka akan dapat dilihat apakah keberadaan kota baru tersebut akan dapat mendukung pusat-pusat pertumbuhan yang ada di Botabek, dalam hal ini juga akan dianalisa wilayah yang menjadi pusat-pusat pertumbuhan di WP Botabek dengan menggunakan Analisis Skala Guttmann, lndeks Sentralitas dan Metode Lingkaran.
Dari hasil analisis metode - metode di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan kedua kota baru tersebut masih belum sesuai dengan yang diharapkan, yaitu sebagai kota mandiri. Hal tersebut terlihat dengan masih adanya arus komuter bagi penduduk yang tinggal di kota baru Lippo Cikareng yang ada di Bekasi maupun kota baru Lippo Karawaci yang ada di Tangerang. Namun dengan makin lengkapnya sarana dan prasarana, sejalan dengan perkembangan kota baru tersebut, diharapkan lambat laun kota - kota baru itu dapat menjadi kota mandiri yang dapat melayani kebutuhan penduduk pemukiman pada khususnya dan penduduk sekitar pada umumnya.
Dengan terwujudnya kota-kota mandiri di sekitar wilayah Botabek, diharapkan pada saatnya nanti dapat turut serta dalam mendukung perkembangan dan pertumbuhan pusat-pusat pertumbuhan yang ada di wilayah Botabek, dimana pusat - pusat pertumbuhan ini merupakan wilayah penyangga bagi ibukota DKI Jakarta.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp253 | DIG - FE | Skripsi | E.PEMB SUT s/97 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain