Computer File
Analisis ketimpangan wilayah propinsi Jawa Tengah : suatu alternatif penerapan model analisis skalogram Guttmann, indeks sentralitas serta metode lingkaran dalam rangka penetapan awal kebijaksanaan pusat pertumbuhan di Propinsi Jawa Tengah
Ketimpangan wilayah antar daerah sebagai indikator pemerataan
pembangunan merupakan fenomena yang terjadi diseluruh dunia. Bagaimanakah
halnya di Jawa Tengah yang merupakan salah satu penyumbang terbesar pada
pendapatan nasional dan salah satu pusat industri nasional ?
Penelitian yang penulis lakukan mempunyai landasan yang kuat baik secara
ideologis maupun teoritis. Landasan ideologis pemerataan pembangunan antar daerah
adalah Trilogi Pembangunan yang tercantum dalam GBHN sebagai salah satu Tujuan
Nasional (dalam Pembukaan UUD 1945), dan pengamalan sila Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. Secara teoritis, teori ekonomi menjabarkan konsep
pemerataan sebagai wujud keadilan dalam pemerataan pendapatan yang salah satunya
adalah pemerataan pembangunan antar daerah.
Analisis penulis mengenai ketimpangan wilayah antar daerah di Propinsi Jawa
Tengah menemukan kadar ketimpangan wilayah di Jawa Tengah yang semakin
membesar. Selama periode penelitian yaitu tahun 1989-1993 menunjukkan adanya
kenaikan ketimpangan wilayah yang signifikan. Daerah yang ber-PDRB per kapita
tinggi tumbuh lebih cepat daripada daerah yang ber-PDRB per kapita rendah.
Pembangunan daerah di Jawa Tengah pada periode tersebut mengarah pada proses
divergensi (pertumbuhan disertai dengan ketimpangan yang meningkat). Hal ini
mengindikasikan suatu dampak sebar (spread effects) yang melemah.
Hal-hal yang dapat menjelaskan kenaikan ketimpangan tersebut antara lain
alokasi investasi swasta dan pemerintah, prasarana sosial dan ekonomi yang
terkonsentrasi pada daerah-daerah yang maju PDRB per kapita tinggi, tumbuh cepat,
dan pusat industri). Demikian pula secara sektoral seperti pusat perindustrian, utiliti
menunjukkan makin tidak merata penyebarannya; demikian juga penduduk.
Dalam rangka pemerataan pembangunan, maka prioritas pembangunan
diarahkan pada daerah yang tertinggal dan pada daerah-daerah dengan PDRB
perkapita dan pertumbuhan ekonomi yang rendah. Caranya dengan imbangan
investasi pemerintah yang lebih besar pada daerah tertinggal tersebut, misalnya
pengembangan sarana dan prasarana sosial dan ekonomi.
Upaya yang hams dilakukan untuk memperkecil ketimpangan wilayah
dilakukan usaha pengembangan wilayah. Salah satu konsep pembangunan wilayah
yang erat kaitannya dengan aspek tata ruang adalah Konsep Pusat Pertumbuhan. Pada
dasarnya konsep tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan wilayah melalui pusat-pusat
pertumbuhan. Dalam hal ini pusat pertumbuhan diharapkan terjadi dorongan
perkembangan dan pertumbuhan ke wilayah sekitarnya. Dalam penulisan ini pusat
pertumbuhan yang digunakan adalah metode analisis Skalogram Guttmann, Indeks
Sentralitas dan Metode Lingkaran. Dalam kaitannya dengan usaha pengembangan
wilayah, konsep tersebut merupakan salah satu alat kebijaksanaan dalam memperkecil
ketimpangan wilayah dan pengembangan wilayah secara keseluruhan. Dari Hasil
analisis metode-metode konsep pusat pertumbuhan tersebut dapat dikatakan bahwa,
diperlukan kebijaksanaan pemerintah untuk menetapkan pusat pertumbuhan baru
untuk mendukung pusat pertumbuhan utama dan penambahan jumlah prasarana
pelayanan yang memiliki bobot fungsi yang tinggi dan memacu potensi daerah
sehingga setiap pusat pertumbuhan baru tersebut dapat memenuhi syarat menduduki
fungsi orde yang diembannya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp266 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain