Computer File
Analisis produktivitas masyarakat di Jawa Barat : studi kasus tahun 1990-1994
Produktivitas masyarakat merupakan aspek penting dalam pembangunan karena menunjukkan kemampuan masyarakat untuk menghasilkan pendapatan. Balai Pengembangan Produktivitas Daerah Propinsi Jawa Barat mengemukakan bahwa
tingkat produktivitas masyarakat di Jawa Barat masih rendah, seperti juga hasil penelitian ini.
Dengan pengukuran produktivitas secara sektoral diketahui bahwa dari sembilan sektor ekonomi tiga sektor dengan tingkat produktivitas paling tinggi adalah sektor Pertambangan / Penggalian, Listrik,Gas dan Air Minum dan Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya dengan tingkat produktivitas masing-masing sebesar Rp.18.596.193,OO ; Rp. 10.530.415,OO ; Rp. 6.285.127,OO pada tahun 1994. Sektor-sektor yang lain dengan tingkat produktivitas lebih rendah dari ketiga sektor diatas, rendahnya tingkat produktivitas karena PDRB masih rendah tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja pada sektor-sektor tersebut. Rendahnya produktivitas ini ditunjukkan pula oleh hasil analisa produktivitas regional dimana produktivitas tenaga kerja di Jawa Barat secara keseluruhan relatif rendah, yang terutama ditunjukkan oleh ratio tingkat produktivitas rata-rata selama
lima tahun dari tahun 1990-1994 yaitu sebesar Rp. 1.533.833,OO. Sementara itu produktivitas investasi yang ditunjukkan oleh nilai ICOR menunjukkan adanya inefisiensi dalam pemanfaatan investasi. Dengan nilai ICOR yang berkisar antara 6,18 sampai 16,25 dari tahun 1990-1994, maka jelaslah bahwa selain produktivitas tenaga kerja yang rendah, ternyata produktivitas investasi juga rendah.
Nilai ICOR pada tahun 1994 sebesar 16,25 yang berarti untuk meningkatkan output dalam ha1 ini PDRB sebesar 1 unit dibutuhkan tambahan investasi sebesar 16,25 unit. Dengan nilai ICOR sebesar ini mengindikasikan kemungkinan terjadinya inefisiensi dalam penggunaan investasi. Dilihat dari tingkat pendidikan formal angkatan kerja di Jawa Barat, sensus penduduk tahun 1990 menunjukkan bahwa angkatan kerja tersebut tercatat 76,3% tamat dan tidak tamat Sekolah Dasar. Dengan kondisi demikian maka jelas akan mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja yang bersangkutan. Tingkat produktivitas yang rendah berpengaruh pula pada tingkat pendapatan yang diperoleh. Upaya peningkatan produktivitas masyarakat dititik beratkan pada peningkatan
pendidikan, yaitu dengan peningkatan kualitas pendidikan dasar, memasyarakatkan pelatihan dan meningkatkan mutu hasil pelatihan. Disamping itu perlu adanya perbaikan kelembagaan dengan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan investasi dan mencegah terjadinya kebocoran dalam penggunaan investasi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp284 | DIG - FE | Skripsi | E.PEMB SUT a/97 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain