Computer File
Dampak deregulasi perbankan 1983 terhadap struktur kapital industri manufaktur di Indonesia
Kebijakan moneter merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan
ekonomi. Kebijakan moneter mempengaruhi aggregate supply dan aggregate demand
dalam perekonomian, dalam kerangka untuk mencapai tujuan ekonomi makro yang
diinginkan.
Pada akhir tahun 1982 ketika harga minyak menurun dan tabungan pemerintah turut
berkurang, pemerintah melancarkan suatu kebijakan perbankan yang biasa disebut
dengan paket deregulasi 1983. Deregulasi 1983 merupakan suatu kebijakan pemerintah
untuk mendorong investasi melalui tabungan domestik.
Pada deregulasi 1983 pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan sebagai berikut
: pembebasan pagu suku bunga pada bank pemerintah. penghapusan credit ceilings dan
dikuranginya kredit likuiditas bank sentral. Kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan
dapat mendorong investasi sektor manufaktur yang merupakan salah satu sektor
perekonomian yang memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi sejak tahun 1980-an.
Selama periode ail boom, tahun 1974-1977 don 1979-1982, tabungan pemerintah
merupakan sumber pembiayaan utama investasi. Sektor-sektor yang menghasilkan
pertumbuhan ekanomi tinggi dikelola pemerintah. Bank Indonesia menetapkan batas
kredit pada masing-masing bank dan menyediakan kredit langsung dan kredit likuiditas
terhadap sektor-sektor ekonami yang diprioritaskan. Melalui kredit langsung dan kredit
likuiditas, pemerintah don bank sentral membiayai investasi industri manufaktur yang
memiliki pertumbuhan tinggi. Hanya industri dengan modal besar yang dapat menanggung
beban suku bunga, sementara industri dengan modal sedang atau kecil menggantungkan
struktur kapitalnya (kombinasi pinjaman dan modal sendiri) pada pembiayaan internal
perusahaan. Hal tersebut mengakibatkan makin besarnya kesenjangan antara industri
besar dan sedang.
Dengan menggunakan data pinjaman, penjualan saham, laba ditahan don investasi
keseluruhan industri manufaktur, penulis mencoba menganalisa dampak deregulasi 1983
terhadap struktur kapital industri manufaktur. Penulis menggunakan metode penelitian
deskriptif, dan dalam pengolahan datanya digunakan metode pengujian hipotesis dan
metode regresi majemuk.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada industri besar (jumlah pekerja diatas 100
pekerja) rata-rata pinjaman, penjualan saham dan laba ditahan meningkat setelah
deregulasi 1983. Tetapi, modal pinjaman merupakan satu-satunya variabel yang signifikan
(pada taraf signifikansi 10%) bagi investasi industri besar sebelum dan setelah
deregulasi 1983. Setiap kenaikan pinjaman sebesar 10%. terdapat kenaikan investasi
sebesar 4,6%.
Pada industri sedang (jumlah pekerja 20 sampai 99 pekerja), rata-rata pinjaman,
penjualan saham dan laba ditahan sebelum deregulasi 1983 adalah sama dengan rata-rata
pinjaman, penjualan saham dan laba ditahan setelah deregulasi 1983. Dengan taraf
signifikansi 10%, laba ditahan merupakan satu-satunya variabel yang mempengaruhi
investasi industri sedang sebelum dan setelah deregulasi 1983. Setiap kenaikan laba
ditahan sebesar 10%. turut meningkatkan investasi sebesar 32,572.
Melalui uji t-statistik, dummy variabel yang mewakili deregulasi perbankan 1983
merupakan faktor yang tidak signifikan bagi investasi industri besar dan sedang.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa deregulasi perbankan 1983 tidak
mengubah struktur kapital industri besar dan industri sedang yang masing-masing
mengandalkan pinjaman dan laba ditahan sebagai sumber permodalannya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp293 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain