Computer File
Pola pengembangan perumahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung
Perumahan tidak dapat dilihat sekedar sebagai suatu benda mati atau sarana
kehidupan semata-mata, tetapi lebih dari itu, perumahan merupakan suatu proses
bermukim, kehadiran manusia dalam menciptakan ruang hidup di lingkungan
masyarakat sekitarnya. Bermukim pada hakekatnya adalah hidup bersama dan untuk
itu fungsi rumah dalam kehidupan adalah sebagai tempat tinggal dalam suatu
lingkungan yang mempunyai kelengkapan sarana prasarana , utilitas umum dan
fasilitas sosial yang memadai yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Pola pengembangan perumahan & Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung
mengacu pada Rencana Umum Tata Ruang Kota ( RUTRK ) Bandung, yang
menetapkan bahwa pembangunan suatu kawasan perumahan harus menerapkan
konsep Pola Hunian Berimbang ( 1 : 3 : 6 ) yang meliputi pola 1 rumah mewah , 3
rumah sedang, 3 rumah sederhana dan 3 rumah sangat sederhana dalam satu kawasan
perumahan. Pola tersebut diharapkan dapat menampung secara serasi antar kelompok
masyarakat dari berbagai profesi, tingkat ekonomi dan status sosial.
Pembangunan Pola Hunian Berimbang ( 1:3:6 ) tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan golongan penduduk yang berpenghasilan rendah dengan
standar perumahan yang layak, aman , sehat dengan penyediaan sarana dan prasarana
utilitas umum , fasilitas sosial yang memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup
penghuninya dengan harga rumah yang terjangkau pula .
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pola hunian berimbang ( 1:3:6)
dilaksanakan dengan baik di Kodya DT II Bandung , serta untuk meneliti sejauh
mana hubungan antara harga lahan dengan penyediaan sarana prasana dan utilitas
umum , dan juga bertujuan untuk melihat apakah kategori perumahan berhubungan
erat dengan penyediaan infrastruktur.
Kelayakan suatu kawasan perumahan dapat dilihat dari penyediaan sarana
prasarana dan utilitas umum yang tersedia kawasan tersebut . hal ini sangat
ditentukan oleh harga rumah di kawasan perumahan tersebut atau kategori perumahan
misalnya ; apakah itu perumahan mewah , menengah atau sederhana dan sangat
sederhana. Untuk kawasan perumahan mewah dan menengah sebagian besar
kelengkapan sarana prasarana dan utilitas umumnya sangat memadai ( sangat layak ),
sedangkan pada kawasan perumahan sederhana dan sangat sederhana kondisi sarana
prasarana dan utilitas umumnya kurang baik ( kurang layak ) sehingga kesejahteraan
penghuninya yang sebagian besar adalah golongan berpenghasilan rendah tidak
bertambah baik.
Penyebab dari kurang layaknya penyediaan sarana prasarana dan utilitas umum di
kawasan perumahan sederhana adalah disebabkan oleh berbagai hal seperti ; harga
tanah yang mahal, harga rumah yang terlalu murah, Pengembang yang tidak
bertanggung jawab, kecilnya bantuan dana yang diberikan pemerintah dll.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp320 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain