Computer File
Penggunaan metode PV dalam pemilihan sumber pembiayaan pesawat airbus A330.300 # 1 antara leasing dan pinjaman Bank di PT. Garuda Indonesia
Sarana transportasi sangat dibutuhkan pada saat ini untuk mencapai daerah
yang dituju. PT. Garuda Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
perhubungan yang menyediakan transportasi udara. Untuk itu dibutuhkan armada
pesawat yang memadai.
Dengan habisnya masa sewa pesawat A300-600 pada tahun 1996, dibutuhkan
pesawat pengganti dan dipilih pesawat A330 yang merupakan pesawat terbaru di
kelasnya dan mempunyai kapasitas yang sesuai dengan demand pada area yang akan
dilayani. Mengingat area yang dilayani oleh pesawat A300-600 tersebut merupakan
area yang mempunyai pangsa pasar yang besar.
Untuk membiayai pesawat tersebut dibutuhkan dana yang besar jumlahnya,
sehingga PT. Garuda Indonesia menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan
(external financing), yaitu pembiayaan leasing dan bukan pinjaman bank.
PT. Garuda Indonesia melakukan beberapa langkah dalam menganalisa biaya
yang dibutuhkan. Langkah pertama adalah menentukan harga pesawat pada tahun
pembayaran dan predelivery payment. Langkah ke dua, menghitung perkiraan cash
inflow dari pengoperasian A330 pada jalur penerbangan di area Jepang-Korea-Cina,
beberapa rute South West Pacific dan beberapa rute Asia. Langkah yang terakhir
adalah memperhitungkan cashflow dari pengoperasian A330 tersebut. Dalam perhitungan dengan menggunakan pembiayaan leasing dan pembiayaan
dari pinjaman bank terdapat perbedaan pada harga pesawat tersebut, karena adanya
perbedaan pada accued predelivery interest yang dipengaruhi oleh tingkat bunga,
yaitu tingkat bunga pada pembayaran predelivery dengan menggunakan leasing adalah
8.75% per tahun dan tingkat bunga pada pembayaran predelivery dengan
menggunakan pinjaman bank adalah 8%. Sehingga harga dasar pesawat US$
97,921,495 ditambah dengan upfront cost, accued predeliverly payment dan interest
penalty, dengan pembiayaan leasing menjadi sebesar US$ 102,172,582 (US$
97,921,495 + US$ 1,321,940 + US$ 2,929,14,7) dan harga pesawat dengan
pembiayaan dari pinjaman bank sebesar USS 101,926,243 (USS 97,921,495 + US$
1,321,940 + US$2,682,808).
Dengan menggunakan metode present value, dibuat perhitungan cashflow
pesawat A330-300 #1 dari kedua alternatif pembiayaan tersebut. Pembayaran leasing
maupun pembayaran angsuran pinjaman bank dilakukan setiap awal bulan. Cash
outflow dari tiap-tiap pembiayaan dihitung dengan pengurangan dari penghematan
pajak dari biaya-biaya yang dapat mengurangi pendapatan kena pajak. Kemudian cash
outflow after tax didiskonto dengan menggunakan discount factor.
Selain menggunakan perhitungan cash outflow dengan metode present value
tersebut, ada pengaruh dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pembiayaan-pembiayaan
tersebut. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode present value
menunjukkan bahwa penggunaan pembiayaan leasing memberikan total cash outflow
yang lebih kecil dibandingkan dengan total cash outflow yang didapat dari
perhitungan dengan menggunakan pembiayaan dari pinjaman bank. Selain itu
pembiayaan leasing mempunyai keuntungan yang mempengaruhi keadaan perusahaan,
yaitu off balance sheet financing. Maka pemilihan pembiayaan leasing merupakan
pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pembiayaan pinjaman dari
bank.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2143 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ WID p/95 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain