Computer File
Peranan pengendalian kualitas untuk mengurangi kerugian karena kegagalan produk di bagian weaving PT. X
Pada masa sekarang ini pertumbuhan ekonomi mengalami kemajuan
yang sangat tinggi. Hal ini terlihat dari adanya berbagai kemajuan yang
pesat yang terjadi di berbagai bidang, termasuk semakin banyaknya
bermunculan perusahaan-perusahaan sejenis yang mengakibatkan
semakin tingginya persaingan di dalam bidang yang bersangkutan;
demikian pula halnya dalam industri tekstil. Dalam menghadapi keadaan
seperti ini maka perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang
bermutu tinggi untuk dapat bersaing di pasaran. Untuk mencapai hal
tersebut pengendalian kualitas memegang peranan yang penting dalam
menghasilkan produk yang berkualitas baik dan dapat diterima oleh
konsumen.
Persaingan yang ketat ini juga dialami oleh PT. X yang bergerak di
dalam industri tekstil. Produk yang dihasilkan oleh PT. X ini sebagian
besar diproduksi untuk kebutuhan ekspor, di mana perbandingan antara
penjualan ekspor dan penjualan lokal adalah 70% untuk ekspor dan 30%
untuk lokal. Dalam menghasilkan produk-produknya agar memiliki
kualitas yang baik maka PT. X telah melaksanakan pengendalian kualitas
terhadap kain yang dihasilkannya.
Pengendalian kualitas ini penting untuk dilakukan. Dengan
pengendalian kualitas tersebut kita dapat mengurangi kegagalan produk
yaitu dengan mencari penyebab terjadinya penyimpangan yang terjadi
pada proses produksi dan kemudian memperbaikinya sehingga dapat
meningkatkan produk yang baik dan bebas dari cacat. Selain itu dengan adanya pengendalian kualitas ini kita dapat menghasilkan produk dengan
kualitas yang konsisten sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Dalam melaksanakan pengendalian kualitas biasanya digunakan
alat-alat bantu untuk mengolah data dan menganalisanya untuk
memecahkan masalah yang terjadi. Alat-alat bantu yang dipakai tersebut
antara lain adalah Pareto Diagram (Diagram Pareto) dan Cause and
Effect Diagram (Diagram Sebab Akibat). Pada skripsi ini digunakan kedua
alat tersebut untuk membantu menganalisa masalah yang terjadi di PT. X.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari seluruh hasil
produksi di Departemen Weaving 1 selama bulan Juni 1996 yaitu sebesar
553.890,5 Yard telah terjadi produk cacat sebesar 185.010,8 Yard atau
sebesar 33,40%. Sedangkan jenis cacat yang paling sering terjadi pada
produk-produk tersebut adalah pakan putus, yaitu jenis cacat di mana
benang yang membentuk ke arah lebar kain putus pada waktu ditenun.
Penyebab dari terjadinya cacat kain ini dapat dibedakan ke dalam 5
kelompok penyebab yaitu manusia (Man), mesin (Machine), metoda
(Method), bahan baku (Material) dan lingkungan (Environment), yang
dikenal dengan istilah 4M1E.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa penyebab terbesar
terjadinya cacat pakan putus adalah faktor manusia. Kegagalan-kegagalan
yang terjadi ini sebagian besar disebabkan oleh operator
mesin yang bekerja tidak sesuai dengan standar kerja yang telah
ditetapkan perusahaan. Kelalaian tersebut terjadi pada saat operator
menempatkan teropong pada mesin, memasang spring tape pada teropong dan pada saat pemasangan pirn ke dalam teropong; di mana
pada tahap-tahap tersebut para operator bekerja kurang teliti sehingga
seringkali terjadi kesalahan pada waktu mengerjakan pekejaan-pekerjaan
tersebut, yang pada akhirnya menyebabkan cacat pada kain berupa
pakan putus.
Dengan adanya produk gagal yang dihasilkan oleh Departemen
Weaving 1, maka menimbulkan kerugian bagi perusahaan yaitu berupa
berkurangnya pendapatan yang diperoleh perusahaan karena adanya
perbedaan harga jual antara produk baik dan produk gagal di mana
tentunya produk gagal akan mempunyai harga jual yang lebih rendah.
Total kerugian yang ditanggung perusahaan karena adanya produk yang
cacat pada bulan Juni 1996 tersebut adalah sebesar Rp 80.835.060.
Saran yang dapat penulis berikan adalah agar perusahaan lebih
mengintensifkan program pelatihan bagi para operator mesin, sehingga
diharapkan keterampilan dan pengetahuan mereka akan pekerjaannya
dapat meningkat. Selain itu sebaiknya perusahaan juga lebih
meningkatkan pengawasan terhadap para pekerja tersebut melalui para
supervisor. Dengan adanya pengawasan yang ketat maka kualitas kerja
yang dihasilkan para operator tersebut diharapkan dapat lebih baik.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2191 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ SUG p/96 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain