Computer File
Pendekatan analisa laporan keuangan dalam mengevaluasi kinerja Bank Muamalat Indonesia
Dalam era perekonomian Indonesia yang semakin terbuka, peranan
perbankan yang didukung oleh Sistem dan Teknologi yang tangguh, mutakhir
dan tepat guna merupakan hal yang penting. Keterbukaan dalam sistem
perekonomian Indonesia yang juga dibarengi dengan keterbukaan kebudayaan
yang masuk melalui revolusi komunikasi dan teknologi dunia, membawa
perubahan prilaku masyarakat umumnya dan prilaku nasabah bank pada
khususnya. Harapan yang digantungkan masyarakat kepada dunia perbankan
saat ini tidak lagi cukup hanya dipenuhi dengan produk-produk dan kualitas
pelayanan yang konvensional saja. Keamanan dan kecepatan pelayanan,
dianggap sudah merupakan asumsi, dan bukan merupakan sesuatu yang perlu
dinegosiasikan lagi. Relationship Banking nampaknya merupakan sesuatu
trend, yaitu merupakan suatu perbankan yang dibina dengan menggunakan
dasar understanding and satisfying needs. Status uang pun saat ini sedang
mengalami pergeseran dari status benda yang dibawa-bawa untuk
memperlancar pembayaran dan satuan hitung, menjadi sebagai electronic
information. Deregulasi di bidang perekonomian, khususnya dibidang
perbankan, akan membawa akibat kondisi perbankan Indonesia ke dalam
keadaan persaingan yang semakin ketat. Bank Muamalat Indonesia lahir dan
dibesarkan dalam kondisi seperti itu.
Bank Muamalat Indonesia sebagai Financial Intermediary mempunyai
misi yaitu turut berperan serta menunjang pembangunan ekonomi bangsa,
Indonesia, terutama melaui upaya peningkatan peranan pengusaha muslim dan
perekonomian dan memaksimalkan nilai ekonomi bank untuk para pemegang sahamnya, tanpa melupakan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan ajaran
Islam. Bank adalah suatu lembaga bisnis berdasarkan sistem kepercayaan.
Dalam mempertahankan kepercayaan tersebut Bank Muamalat Indonesia sudah
selayaknyalah seperti bank-bank yang lainnya harus dapat mengelola
aktivitasnya sehingga tujuan dan peran bank dapat dicapai. Untuk mengelola
dengan baik salah satu cara yaitu dengan mengevalusai kegiatan-kegiatan bank
tersebut sehingga dapat dilihat dan dinilai kinerja bank dalam periode tertentu.
Disamping itu, Bank Muamalat Indonesia, sebagai suatu bank yang khusus
yang dioperasikan dengan sistem bagi hasil, akan berbeda dengan bank-bank
konvensional lainnya. Perbedaan ini merupakan hal yang menarik untuk diteliti
dan dianalisa. Tujuan dari penelitian ini adalah: pertama, untuk melihat
aktivitas penarikan dan penyaluran dana Bank Muamalat Indonesia dan
kemudian melihat perbedaan yang mendasar antara perbankan yang
berdasarkan SyariÂ’ah dengan bank-bank lainnya. Kedua, melakukan analisa
mengenai kinerja bank dengan menggunakan pendekatan analisa rasio.
Dalam melakulcan penelitian ini penulis menggunakan metode survei
terhadap bank yang akan diteliti dan penelitian ini termasuk jenis penelitian
deskriftif. Data-data penelitian, dianalisa dengan menggunakan pendekatan
analisa rasio guna melihat kinerja perusahaan dalam periode tertentu. Kedua,
dikupas lebih mendalam sehingga diketahui bagaimana Bank Muamalat
Indonesia menarik dan menyalurkan dana serta dapat diketahui pula perbedaan
prinsip antara Bank Muamalat Indonesia dengan bank-bank lain pada
umumnya.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Bank Muamalat
Indonesia menarik dana dari masyarakat dalam bentuk Giro Wadiah, Tabungan Mudharabah, Deposito Mudharabah. Kemudian menyalurkannya dalam
bentuk Pembiayaan Modal Kerja Mudharabah, Pembiayaan Investasi Bai
Bitsaman Ajil dan Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah. Jenis penarikan dan
penyaluran dana ini hampir sama dengan yang dilakukan bank-bank lain,
perbedaan hanya terletak dalam sistem balas jasa yang diberikan dan
dibebankan, hubungan antara nasabah dan bank, keberadaan dewan pengawas
serta perbedaan istilah dan definisi. Pada Bank Muamalat Indonesia balas jasa
yang diberikan dan dibebankan adalah berdasarkan sistem bagi hasil,
sedangkan pada bank-bank lain pada umumnya menggunakan sistem bunga.
Dengan menggunakan analisa rasio dari penelitian ini dapat pula
disimpulkan bahwa sampai saat ini keadaan Bank Muamalat Indonesia dapat
dikatakan likuid. Tingkat likuiditas yang cukup tinggi ini didukung karena
Cash Asset yang tinggi, yang disebabkan karena modal disetor yang bertambah
setiap tahunnya dan Bank Muamalat Indonesia tidak menjalankan kegiatan
Cull Money. Pada masa awal pendirian likuiditas belum menjadi masalah
karena pada masa tersebut umumnya modal atau dana yang dimiliki masih
cukup banyak. Likuiditas menjadi masalah apabila dikemudian hari bank
kurang menerapkan prinsip kehati-hatian dalam memberikan fasilitas
pembiayaan. Solvabilitas pada saat ini tidak menjadi masalah bagi bank, hal ini
ditunjukan oleh CAR yang masih jauh berada diatas ketetapan HI. CAR yang
tinggi ini disebabkan karena Equity Capital yang bertambah dari tahun ke
tahun, dimana hal ini jarang terjadi pada bank-bank lain pada umumnya.
Tingkat rentabilitas bank menurun, hal ini disebabkan karena pada masa awal
pendirian, bank menanamkan dananya pada surat berharga, dimana ternyata
pendapatan yang diperoleh dari surat berharga ini lebih besar dari pendapatan apabila bank memberi fasilitas pembiayaan. Dari waktu ke waktu bank
mengurangi kebijaksanaannya dalam investasi pada surat berharga sehingga
tingkat rentabilitasnya pun menurun. Disamping hal diatas tingkat rentabilitas
yang menurun pun disebabkan oleh biaya overhead yang meningkat, guna
memperluas usaha. ROA bank terus menurun, sehingga pada saat ini hampir
mendekati ROA Industri Perbankan, hal ini disebabkan peningkatan biaya yang
lebih besar dari peningkatan pendapatan. ROE bank meningkat setiap
tahunnya, sehingga nilai saham bank meningkat pula selaras dengan
peningkatan ROE. Kemampuan bank dalam memperoleh pendapatan dari
pembiayaan yang diberikan dari tahun ke tahun meningkat, tetapi pemberian
bagi hasil kepada pemilik dana jumlahnya tidak terlalu besar. Kemampuan
bank dalam mengelola Assets dalam menghasilkan pendapatan meningkat.
Pembiayaan bermasalah bank berada pada tingkat yang cukup rendah bila
dibandingkan dengan perbankan nasional. Dari hasil penelitian ini penulis
menyarankan: Pertama, agar bank dapat memperluas pemberian fasilitas
pembiayaan, yang selalu dibarengi dengan prinsip kehati-hatian, disamping itu
pula disarankan agar bank dapat pula memberikan bimbingan manajemen.
Kedua, agar bank dapat menyeimbangkan penyebaran fasilitas pembiayaan
dalam batas yang wajar sehingga dapat meningkatkan tingkat rentabilitas tanpa
harus mengganggu posisi likuiditas. Ketiga, agar bank dapat meningkatkan
hasil pendapatan dari pembiayaan yang diberikan, yang pada saat ini masih
relatif rendah. Keempat, agar bank dapat melakukan investasi pada SBPU
sebagai alternatif dari pemberian fasilitas pembiayaan, karena diharapkan
pembiayaan yang diberikan tidak terlalu dipaksakan sehingga hanya
masyarakat yang potensial saja yang dapat menikmatinya. Kelima, agar bank dapat berkembang baik dari segi perluasan usaha, kualitas pelayanan, efesiensi
usaha serta manajemen sumber daya manusia sehingga misi bank yang telah
ditetapkan dapat dicapai. Keenam, agar bank dapat meningkatkan pemberian
bagi, hasil kepada pemilik dana, yang selama ini masih relaitif rendah
jumlahnya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2232 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ SYA p/98 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain